17 Maret 2010

Memperkuat Perimeter Pertahanan

All hands,
Strategi pertahanan negeri para penampung koruptor dan uang haram asal Indonesia telah lama berubah dari Strategi Udang Beracun menjadi Strategi Landak. Kenapa berubah? Sebab menurut para petinggi negeri itu, udang hanya punya dua pilihan yaitu menyerah atau mati. Sementara kalau landak, pilihan untuk hidup (dan tidak menyerah) masih ada.
Dengan menganut strategi landak, Singapura tidak berharap negara yang lawannya mati terkena sengatan “racun”, tetapi negara lawan itu harus menanggung kerugian yang besar karena berani melawan negeri di mana Puak Melayu tidak terlalu dipercaya untuk berkarir di dunia militer hingga pangkat tertinggi. Untuk menimbulkan kerugian yang besar itu maka pembangunan kekuatan militer Singapura terus dipacu.
Clausewitz menyatakan bahwa “the best form of defense is attack”. Terkait dengan implementasi Strategi Landak, dapat dipastikan bahwa negeri penampung koruptor itu akan menyerang terlebih dahulu dan bukan menunggu di negerinya. Oleh sebab itu, tidak heran apabila sebagian sistem senjata negeri itu ditempatkan di luar negeri. Asumsinya, sistem senjata tersebut diharapkan mampu memberikan second strike.
Dikaitkan dengan Indonesia, Singapura mempunyai kemampuan untuk melaksanakan pre-emptive strike. Serangan itu bisa terjadi apabila kedua negara mempunyai masalah yang tidak bisa diselesaikan secara diplomatik dan Singapura memandang hal itu mengancam kelangsungan hidupnya. Lalu muncul pertanyaan yaitu bagaimana mengantisipasi pre-emptive strike?
Salah satu kebijakan yang bisa ditempuh adalah memperkuat pertahanan di wilayah-wilayah Indonesia yang berbatasan dengan negeri penampung koruptor itu. Kemampuan pre-emptive strike-nya harus dilumpuhkan dari perimeter terluar Indonesia, bukan menunggu pre-emptive strike tersebut mencapai Jakarta sebagai salah satu center of gravity Indonesia. Artinya, kemampuan pertahanan di wilayah Riau dan Kepulauan Riau harus digenjot alias ditingkatkan dari kondisi saat ini. Pada sisi lain, harus diwaspadai pula ancaman serupa dari sistem senjata negeri yang dikuasai oleh satu keluarga turun temurun itu yang berada di sekitar Indonesia, khususnya dari Australia.
Indonesia sejak dini harus bisa mengidentifikasi isu-isu apa saja yang potensial memicu konflik dengan negeri tempat pelarian para koruptor tersebut. Misalnya isu air bersih, isu FIR, isu keamanan maritim di sekitar negara pulau tersebut, isu pasokan gas dari Natuna dan Pulau Sumatera dan lain sebagainya. Dengan identifikasi tersebut, diharapkan semua pihak terkait di Indonesia khususnya pengambil keputusan siap dengan kontinjensi.

2 komentar:

Mitra mengatakan...

Untuk negara sebesar Singapura memang mengejutkan kita bagaimana mereka mempersiapkan kekuatan militernya dengan sangat serius dan penuh perhitungan matang disertai dukungan anggaran yang besar, bahkan banyak pihak mengatakan bahwa Singapura akan menjadi Israel di Asia Tenggara. Namun berbeda dengan Israel yang didukung penuh AS dengan musuh-musuh abadinya yang sudah jelas, Singapura perlu kita perhitungkan sebagai salah satu negara persemakmuran Inggris yang akan didukung oleh negara persemakmuran lainnya jika mengalami konflik dengan negara lain. Secara geografis Indonesia dikelilingi oleh negara persemakmuran, mulai dari India, Singapura, Malaysia (termasuk wilayahnya di Kalimantan Utara), Brunei Darussalam, Papua New Guinea, New Zealand dan Australia. Dengan pertimbangan itu, jika salah satu negara persemakmuran itu ditetapkan jadi lawan kita, menurut hemat saya perimeter pertahan kita tidak hanya mempekuat Riau dan kepulauannya saja tetapi juga Sabang, Belawan, Seluruh Selat Malaka, Kep.Natuna, Tarakan, Makassar, Manado, Sangihe-Talaud, Ternate, Sorong, Biak, Jayapura, Merauke, Tual, Kupang, Pulau Rote, Mataram dan Denpasar, dengan kata lain kita harus siap di barat, timur, utara, dan selatan.
Berat ya jadi negara kepulauan...?
Salam.

camo37 mengatakan...

salam..
makanya singapura pula didukung oleh israel.Ini telah lama terjadi,singapura telah lama menjadikan israel sebagai mentornya,malahan banyak senjatamiliternya hasil dari israel yahudi.Makanya negara seperti INA dan MAL harus waspada dari segi perkembangan geopolitis dan geostrategis.