09 Maret 2011

Libya Dan Pertarungan Kepentingan Geopolitik

All hands,
Krisis politik di Libya melibatkan pula keterlibatan aktor-aktor luar. Kepentingan aktor-aktor luar terhadap negeri yang dulu pernah berstatus kerajaan itu bukan semata soal siapa yang akan menggantikan Moammar Khadafy bila sang tiran terpaksa turun, tetapi meliputi soal sumber energi yang dipunyai oleh negeri yang pernah menjadi tempat pertempuran antara kekuatan Jerman versus Sekutu dalam Perang Dunia Kedua. Siapa saja aktor yang berhadapan dalam soal perebutan energi di Libya?
Amerika Serikat sudah jelas merupakan salah satu aktor itu. Pertanyaannya, siapa aktor berikut? Jawabannya tak bukan dan tidak lain adalah Cina. Soal kepentingan Cina dalam isu sumber energi Libya bisa dilihat dari berapa ribu warga negeri tirai internet tersebut yang bekerja di tambang minyak Libya dan kini tengah dievakuasi keluar dari negeri yang pernah dibom oleh Ronald Reagan itu. Singkatnya, seiring dengan gejolak politik internal yang menentang kediktatoran Khadafy, Amerika Serikat jauh berpikir ke depan.
Dalam perkiraan Washington, apabila Amerika Serikat tak turut campur dalam prahara di negeri padang pasir itu, maka keuntungan pasca konflik akan diraih oleh Beijing. Keuntungan yang dimaksud tak lain adalah akses ke ladang-ladang minyak Libya, siapapun penguasa baru yang akan naik takhta di Tripoli. Kebijakan Khadafy yang memberikan akses besar kepada Cina dalam isu energi memunculkan kekhawatiran besar dari Washington yang tak pernah rela Beijing memperkuat pijakannya di benua Afrika.
Penyebaran kekuatan Angkatan Laut Amerika Serika ke Laut Tengah di sekitar Libya berada dalam bingkai tersebut. Gunboat diplomacy yang dilaksanakan oleh dua Gugus Tugas Angkatan Laut Amerika Serikat antara lain untuk menjaga kepentingan Amerika Serikat ke depan dalam hal akses kepada ladang minyak Libya. Pertanyaannya, apakah Cina juga akan melaksanakan penggelaran kapal perangnya ke Laut Tengah guna mengamankan kepentingannya di Libya? Secara geografis, gugus tugas kapal perang Cina yang terdekat dengan Libya adalah di perairan Somalia. Untuk mencapai Laut Tengah, pilihan tercepat adalah melintasi Terusan Suez di bawah pengamatan Angkatan Laut Amerika Serikat secara ketat.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

the people that might be a familiar friend, is who gives a solid protection not a valid invasion. please measure between The US and The PRC. and one more thing, who gives no new colonialism thread.

LODAYA BUANA