20 Maret 2011

Masa Depan Operasi Keamanan Maritim Di Somalia

All hands,
Setelah beroperasi selama hampir tiga tahun, masa depan operasi keamanan maritim yang digelar oleh beberapa Angkatan Laut dunia di perairan Somalia patut untuk dipertanyakan kontinuitasnya. Hal ini tidak lepas dari komitmen politik setiap negara yang menyebarkan kapal perangnya ke sana. Sementara komitmen politik akan selalu senantiasa terkait dengan kemampuan anggaran untuk mendukung operasi tersebut.
Memang sampai saat ini belum ada tanda-tanda bahwa negara-negara yang menyebarkan kapal perangnya ke perairan Somalia dan sekitarnya akan menarik diri dari misi anti pembajakan. Hanya saja perlu ditarik pelajaran dari operasi di Irak dan Afghanistan, di mana satu persatu negara yang mengirimkan kekuatan militernya di sana menarik diri dengan beragam alasan. Dari aspek ekonomi, sangat jelas bahwa biaya operasi maritim di perairan Somalia dan sekitarnya sangat murah dibandingkan dengan operasi stabilisasi di Irak dan Afghanistan.
Negara-negara Uni Eropa kini tengah bergulat dengan tekanan ekonomi karena adanya beberapa negara anggota yang ekonominya kritis. Akibatnya, anggaran pertahanan mereka sejak dua tahun silam mengalami pengetatan. Mungkin hanya Amerika Serikat yang masih akan terus bertahan di perairan Somalia dan sekitarnya hingga waktu tak terbatas. Sedangkan negara-negara lainnya yang secara individual mengirimkan kapal perangnya, kontinuitas operasi Angkatan Laut mereka di perairan negeri yang terus dilanda perang saudara itu perlu dipertanyakan.
Keamanan maritim memang prasyarat bagi globalisasi. Semua negara akan mengeluarkan semua sumberdaya untuk menciptakan kondisi keamanan maritim yang aman dan stabil. Tetapi kemampuan setiap negara berbeda-beda, ada yang "nafasnya" panjang, ada pula yang "nafasnya" tidak terlalu panjang. Pertanyaannya, bagaimana dinamika keamanan maritim di perairan Somalia dan sekitarnya dalam beberapa tahun ke depan ketika sebagian negara yang kini menyebarkan kapal perangnya ternyata mulai mempertimbangkan kembali misi mereka di sana. Sementara di daratan Somalia hingga kini tak ada tanda-tanda akan adanya resolusi konflik.

Tidak ada komentar: