02 April 2010

Penjualan Senjata Sebagai Bagian Dari Penyebaran Pengaruh

All hands,
Entah disadari atau tidak, penjualan senjata oleh suatu negara ke negara lain merupakan bagian dari upaya penyebaran pengaruh. Dengan kata lain, kebijakan penjualan senjata bukan semata mengejar nilai ekonomis sekaligus tetap menjaga agar roda industri pertahanan suatu negara tetap berputar. Namun tercakup pula kepentingan politik dan seringkali kepentingan ini lebih mendasari keputusan suatu negara mengekspor sistem senjata buatannya ke negara-negara lain.
Sebagai contoh bisa diambil hubungan pertahanan yang kian erat antara Washington dengan New Delhi. India kini memanfaatkan FMS untuk memperoleh sejumlah senjata dari Amerika Serikat, seperti kapal perang dan pesawat udara. Washington sangat berkepentingan untuk merangkul New Delhi guna membendung ekspansi Beijing. Sebaliknya, New Delhi berhasrat sekali mendekati Washington bukan semata disebabkan soal ekspansi Cina yang kini telah mencapai Samudera India, tetapi ingin mendapatkan akses pula terhadap teknologi militer Washington.
Lalu bagaimana dengan Indonesia? Sepertinya para pengambil keputusan di negeri ini belum memandang penjualan senjata sebagai bagian dari penyebaran pengaruh. Penjualan senjata hanya dilihat dari aspek ekonomi belaka. Memang Indonesia belum secara signifikan mengekspor sistem senjata buatannya ke negara-negara lain, tetapi bukan berarti tidak ada sama sekali.
Sekarang sebaiknya harus dievaluasi apakah ada korelasi positif antara ekspor senjata oleh Indonesia terhadap pengaruh politik Indonesia terhadap negara pembeli tersebut. Ambil contoh penjualan CN-235M kepada kekuatan udara Negeri Tukang Klaim. Kalau para pengambil keputusan di Indonesia paham korelasi antara politik dan bisnis dalam soal senjata, mestinya penjualan CN-235M ke Negeri Tukang Klaim diikuti dengan “tunduknya” Negeri Tukang Klaim kepada Jakarta. Singkatnya, Kuala Lumpur jangan berani macam-macam lagi di Laut Sulawesi.
Konon kabarnya ada sistem senjata lain buatan Indonesia yang diminati oleh Negeri Tukang Klaim. Kalau berpikir secara komprehensif ---artinya tidak berpikir untung dan rugi secara material saja---, perlu dipertimbangkan kembali keinginan itu. Dengan kata lain, penjualan sistem senjata itu harus disertai dengan sejumlah persyaratan politik yang didiktekan oleh Jakarta terhadap Kuala Lumpur. Cara-cara ala koboi Uwak Sam dalam kebijakan penjualan senjata patut untuk ditiru oleh Indonesia.

2 komentar:

camo37 mengatakan...

kasus di laut sulawesi, kami di malaysia sudah mengalah dan telah meminta maaf secara terbuka..ini sebenarnya hanya salah paham sahaja..hanya patroli terkoordinasi..masalah sudah selesai..so kita tidak perlu la lagi bermusuhan..

Anonim mengatakan...

"Mengalah"..???
ane kurang paham dengan kalimat itu..menggambarkan sikap congkak/sombong...

Harusnya "Kami mengaku salah telah memasuki wilayah perairan Indonesia dan telah meminta maaf secara terbuka..."