04 Januari 2011

Keamanan Pangkalan

All hands,
Dalam perkembangan terkini, keamanan pangkalan militer ---termasuk pangkalan Angkatan Laut--- makin penting nilainya. Kasus penyerangan pangkalan Angkatan Darat Pakistan yang menjadi markas intelijen militer beberapa bulan lalu menjadi salah satu contoh pentingnya keamanan pangkalan. Soal ini perlu mendapat perhatian pula di Indonesia.
Di pangkalan Angkatan Laut negara-negara maju, pada kolom airnya telah dipasang serangkaian alat sonar untuk mendeteksi penyusupan oleh penyelam. Meskipun jumlah penyelam yang menyusup sangat terbatas, antara 1-4 orang biasanya, akan tetapi efek yang mereka timbulkan akan sangat besar. Karena mereka bisa melumpuhkan kemampuan tempur Angkatan Laut melalui peledakan kapal perang yang tengah berada di pangkalan maupun merusak sarana logistik seperti pipa minyak dan lain sebagainya.
Masih mengacu pada contoh kasus di negara-negara maju, pangkalan Angkatan Laut mereka senantiasa terpisah dengan pelabuhan umum. Hal ini berlaku khususnya untuk pangkalan yang menjadi homebase kapal perang. Selain itu, akses masuk dan keluar ke pangkalan lewat air biasanya tidak satu, sebab akses tunggal justru akan membahayakan operasional kapal perang. Begitu pula akses masuk lewat darat, jumlahnya sangat-sangat terbatas. Tidak semua orang ---bahkan personel militer sekalipun--- dapat mengakses ke pangkalan tanpa izin terlebih dahulu.
Untuk mendapat izin pun, mereka harus diinvestigasi latar belakangnya secara seksama oleh pihak intelijen Angkatan Laut.
Sebagaimana yang berlaku di bandara udara seperti Soekarno-Hatta Jakarta, tidak semua personel yang memperoleh hak akses di pangkalan dapat mengakses semua ruang/tempat/fasilitas di pangkalan. Artinya, izin akses yang diberikan pun terbatas. Hanya pejabat tertentu yang mempunyai akses terhadap semua ruang/tempat/fasilitas di pangkalan, misalnya pejabat-pejabat pangkalan yang relevan.

Tidak ada komentar: