09 April 2009

Strategi Maritim Dan Capability-Based Planning

All hands,
Angkatan Laut senantiasa dituntut untuk dapat melaksanakan strategi maritim yang telah ditetapkan. Strategi maritim tidak akan pernah bisa lepas dari isu sea control, sea denial dan power projection. Merupakan keinginan sebagian besar Angkatan Laut di dunia untuk dapat melaksanakan ketiganya. Untuk bisa mewujudkan strategi tersebut, pembangunan kekuatan Angkatan Laut merupakan prasyarat mutlak.
Yang menjadi masalah yaitu terdapat keterbatasan sumber daya untuk membangun kekuatan laut. Hal ini terjadi di semua negara, termasuk di Amerika Serikat yang beberapa hari lalu Menteri Pertahanan Robert Gates mengumumkan “penyesuaian” sejumlah program pembangunan kekuatan U.S. Navy akibat krisis ekonomi global. Menyiasati keterbatasan sumber daya, lahirlah capability-based planning.
Secara sederhana, capability-based planning is planning, under uncertainty, to provide capability(ies) suitable for a wide range of modern-day challenges and circumstances, while working within an economic framework.
Dikaitkan dengan strategi maritim, pertanyaan pokoknya adalah kemampuan apa saja yang harus dibangun terkait dengan sea control, sea denial dan power projection. Apabila sumber daya terbatas, sementara di sisi lain situasi lingkungan keamanan diwarnai oleh ketidakpastian, apakah ada kemampuan yang harus dikompromikan oleh Angkatan Laut terkait dengan sea control, sea denial dan power projection? Apabila memang ada yang dikompromikan, lalu bagaimana untuk filling the gap?
Tantangan itu pula yang kini harus dihadapi oleh Indonesia dalam pembangunan kekuatan lautnya.

Tidak ada komentar: