18 September 2009

Kajian Pengadaan Sistem Senjata Secara Komprehensif

All hands,
Satu di antara kekurangan yang mesti dibenahi dalam pengadaan sistem senjata adalah pada sisi kajian. Seringkali faktor kajian dalam pengadaan tersebut kurang komprehensif yang disebabkan oleh berbagai faktor. Misalnya kurangnya pemahaman terhadap filosofi sistem senjata yang ingin dibeli, kurangnya data pembanding, masih mendominasinya pola pikir matra dibandingkan gabungan, masih dominannya pendekatan harga daripada kualitas sistem senjata maupun adanya faktor given.
Akibatnya seringkali kajian dalam pengadaan suatu sistem senjata sebatas formalitas belaka.Sebagai dampak dari semua itu, wajar saja bila seringkali muncul keluhan terhadap sistem senjata yang usianya masih muda. Sehingga muncul kerugian operasional dan kerugian ekonomis yang sebenarnya dapat ditunda hingga 20 tahun ke depan.
Lalu bagaimana agar kajian tersebut dapat dilaksanakan secara komprehensif? Ada beberapa syarat untuk itu. Pertama, perencanaan pengadaan sistem senjata dilaksanakan secara matang. Artinya dibutuhkan timeline yang lumayan panjang dari proses awal yaitu persyaratan apa saja yang harus dipenuhi oleh sistem senjata hingga proses akhir yakni ketika diputuskan kita akan membeli sistem senjata dengan merek x.
Kedua, dibutuhkan personel yang mumpuni dari berbagai latar belakang. Misalnya untuk masalah propulsi, perlu dikaji antara sistem propulsi pada sistem senjata yang kita pertimbangkan dengan ketersediaan kadar bahan bakar untuk propulsi itu di dalam negeri. Sebab perbedaan pada kadar bahan bakar seperti viskositas akan berkontribusi pada pendeknya umur sistem senjata yang akan dibeli.
Begitu pula dengan filosofi rancang bangun sistem senjata itu. Diperlukan personel yang paham akan filosofi rancang bangun sistem senjata, misalnya kenapa kapal perang negara x menggunakan meriam di haluan dan buritan sekaligus. Mengapa propulsinya dirancang untuk dioperasikan dalam kecepatan tinggi, mengapa sudut kemiringan anjungan y derajat, mengapa frequency band-nya memilih frekuensi tertentu dan lain sebagainya.
Ketiga, independensi tim pengkaji. Independensi ini penting agar hasil kajian tingkat akurasi dan obyektivitasnya dapat dijamin setinggi mungkin. Tanpa independensi, akan terkesan bahwa kajian dilaksanakan hanya untuk memenuhi syarat formalitas belaka.
Independensi bukan semata terhadap “titipan” dari atas, tetapi juga dalam soal harga. Sebaiknya masalah harga jangan dipatok pada pagu tertentu, sebab hal itu akan berdampak pada tidak terpenuhinya opsreq yang sesungguhnya dibutuhkan di lapangan.

Tidak ada komentar: