22 Agustus 2010

Ancaman Helikopter Terhadap Kapal Permukaan

All hands,
Setidaknya terdapat dua pengalaman pertempuran laut dalam 30 tahun terakhir yang melibatkan helikopter secara langsung menghadapi kapal atas air. Pertama adalah Perang Malvinas di mana helikopter Royal Navy jenis Lynx yang dilengkapi dengan rudal anti kapal melumpuhkan kapal patroli Argentina. Kedua yaitu saat militer Saadam Hussein berhadapan dengan Angkatan Bersenjata George W. Bush, Sr waktu Perang Teluk 1990, yang mana beberapa kapal FAC Irak dilumpuhkan oleh helikopter (dan pesawat sayap tetap) milik U.S. Navy. Kedua preseden itu menunjukkan bahwa helikopter merupakan salah satu ancaman terhadap kapal atas air, khususnya apabila wahana terbang tersebut dilengkapi dengan senjata pembunuh.
Di sekeliling Indonesia, terdapat beberapa Angkatan Laut atau Angkatan Udara yang mengoperasikan helikopter yang dilengkapi dengan rudal anti kapal. Seperti helikopter milik kekuatan laut Negeri Tukang Klaim dan wahana serupa kepunyaan Angkatan Udara negeri penampung koruptor dan uang haram asal Indonesia. Meskipun hingga saat ini potensi konflik terbuka antara Indonesia dengan dua negeri yang pernah diganyang oleh Presiden Soekarno masih kecil, tetapi situasi demikian hendaknya tidak melalaikan untuk memperkuat pertahanan udara kapal permukaan. Bentuknya bisa merupakan paduan antara rudal anti udara, chaff dan meriam atau senapan anti udara.
Memperhatikan karakteristik rudal yang dijinjing oleh helikopter Super Lynx 300 dan H-70 Sea Hawk, pertahanan udara kapal permukaan Indonesia sudah waktunya beranjak dari hanud titik. Belum terlambat untuk memasuki fase hanud area, yaitu pertahanan udara hingga puluhan mil dari konvoi kapal perang. Helikopter dari segi kecepatan memang jauh kalah dibandingkan dengan pesawat tempur, tetapi wahana udara tersebut mempunyai daya bunuh yang tidak kalah dibandingkan dengan pesawat tempur. Berangkat dari pemikiran itu, Indonesia seharusnya juga mengekploitasi helikopter sebagai senjata pembunuh dalam operasi Angkatan Laut dan tidak sebatas sebagai sarana angkut saja.

1 komentar:

Prima mengatakan...

benar sekali, bahkan negeri tukang klaim punya sea skua yang jaraknya lebih jauh dari hanud yang ada di kapal terbaru kita....

memang di ujicoba pertama gagal tapi di ujicoba kedua negeri tukang klaim berhasil meluncurkan dari jarak maksimalnya Sea Skua