24 September 2010

Bantuan Militer Amerika Serikat Kepada Indonesia

All hands,
Indonesia dan Amerika Serikat terikat pada comprehensive partnership yang disepakati pemimpin kedua negeri, termasuk di dalamnya kemitraan dalam bidang pertahanan. Terkait dengan hal tersebut, realisasi dari kemitraan di bidang pertahanan antara lain adalah bantuan Washington kepada Jakarta yang sesuai dengan kebutuhan Jakarta. Bantuan seperti itu akan menunjukkan kesungguhan dan ketulusan Amerika Serikat kepada Indonesia dalam rangka menciptakan stabilitas kawasan.
Misalnya soal kerjasama tentang Laut Cina Selatan. Apabila Washington ingin membantu Jakarta, salah satu bentuknya adalah pengadaan sistem senjata Angkatan Laut yang mampu beroperasi di sana. Kalau yang diberikan adalah kapal patroli cepat, itu tindakan yang meningkatkan kemampuan kekuatan laut Indonesia untuk hadir di perairan itu.
Di sisi lain, Indonesia harus cermat dalam mengkaji proposal bantuan yang hendak diajukan kepada Amerika Serikat. Jangan sampai proposal bantuan dari Amerika Serikat langsung diaminkan saja tanpa pembahasan lebih lanjut, termasuk misalnya di mana sistem senjata itu akan dioperasikan. Kadang kala, kelemahan Indonesia adalah tidak mengkaji secara matang tawaran bantuan yang disodorkan oleh pihak asing, sehingga kemudian mengalami kesulitan ketika sudah dioperasionalkan.
Bantuan Amerika Serikat hendaknya berupa kemudahan mengakses teknologi sensitif yang dipunyai negeri itu. Misalnya Indonesia bisa membeli rudal jelajah Angkatan Laut yang di dalamnya mempunyai subkomponen buatan Washington, meskipun rudal itu keluaran Eropa. Bentuk bantuan bisa pula mengoptimalkan kerjasama intelijen secara rutin dan tidak lagi hanya bersifat satu arah yaitu berdasarkan kebutuhan Washington belaka.
Bantuan militer Amerika Serikat kepada Indonesia merupakan keniscayaan dalam kemitraan kedua negara. Hanya saja perlu ketulusan kerjasama kedua belah pihak. Isu ini yang perlu diperkuat oleh Washington dan Jakarta.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

"Ono rego ono rupo" itu pepatah jawa, orang lain bilang "tidak ada makan siang yang gratis".

Tapi intinya bantuan mereka bukan berujud "lethal weapons", itu saja, jadi Indonesia harus buat sendiri senjatanya.