All hands,
Dalam bekal ulang logistik Angkatan Laut, pelaksanaan RAS selain menggunakan metode dari kapal ke kapal, dapat pula memakai metode vertical replenishment. Dalam metode ini, fungsi pesawat udara dalam hal ini helikopter sangat vital karena merupakan sarana utama bagi bekal ulang. Helikopter itu membawa material bekal ulang ke kapal perang, bisa jadi material yang langsung diambil dari pangkalan di darat, dapat pula material yang diambil dari kapal logistik lainnya. Dengan vertical replenishment, tidak mutlak di kapal penerima dibutuhkan kehadiran dek heli karena muatannya yang di-sling dapat diturunkan tanpa harus helikopter itu mendarat di kapal perang.
Secara umum kapal bantu logistik secara BCM dan jenis lainnya saat ini dilengkapi dengan anjungan helikopter. Helikopter itu bisa saja onboard di kapal tersebut untuk kebutuhan bekal logistik ke kapal perang lain maupun untuk kebutuhan lainnya. Di kapal perang Indonesia yaitu KRI Arun-903, tersedia pula dek heli yang oleh Royal Navy di masa lalu digunakan bagi keperluan vertical replenishment.
Vertical replenishment di Indonesia nampaknya belum dieksploitasi secara maksimal. Bisa jadi salah satu alasannya karena keterbatasan aset pesawat udara, dalam hal ini helikopter. Helikopter yang layak melaksanakan tugas ini minimal sekelas Bell-412. Berangkat dari situasi ini, ke depan perlu dipikirkan kembali untuk mengeksploitasi metode ini sebagai salah satu bagian dari kegiatan RAS seiring modernisasi kekuatan udara Angkatan Laut. Sebab dengan memakai metode ini, unsur jarak dan waktu dapat dipersingkat, sehingga membantu mengoptimalkan unsur operasional di lapangan.
Dalam bekal ulang logistik Angkatan Laut, pelaksanaan RAS selain menggunakan metode dari kapal ke kapal, dapat pula memakai metode vertical replenishment. Dalam metode ini, fungsi pesawat udara dalam hal ini helikopter sangat vital karena merupakan sarana utama bagi bekal ulang. Helikopter itu membawa material bekal ulang ke kapal perang, bisa jadi material yang langsung diambil dari pangkalan di darat, dapat pula material yang diambil dari kapal logistik lainnya. Dengan vertical replenishment, tidak mutlak di kapal penerima dibutuhkan kehadiran dek heli karena muatannya yang di-sling dapat diturunkan tanpa harus helikopter itu mendarat di kapal perang.
Secara umum kapal bantu logistik secara BCM dan jenis lainnya saat ini dilengkapi dengan anjungan helikopter. Helikopter itu bisa saja onboard di kapal tersebut untuk kebutuhan bekal logistik ke kapal perang lain maupun untuk kebutuhan lainnya. Di kapal perang Indonesia yaitu KRI Arun-903, tersedia pula dek heli yang oleh Royal Navy di masa lalu digunakan bagi keperluan vertical replenishment.
Vertical replenishment di Indonesia nampaknya belum dieksploitasi secara maksimal. Bisa jadi salah satu alasannya karena keterbatasan aset pesawat udara, dalam hal ini helikopter. Helikopter yang layak melaksanakan tugas ini minimal sekelas Bell-412. Berangkat dari situasi ini, ke depan perlu dipikirkan kembali untuk mengeksploitasi metode ini sebagai salah satu bagian dari kegiatan RAS seiring modernisasi kekuatan udara Angkatan Laut. Sebab dengan memakai metode ini, unsur jarak dan waktu dapat dipersingkat, sehingga membantu mengoptimalkan unsur operasional di lapangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar