26 Juni 2010

Pilih Kebanggaan Atau Memenangkan Perang?

All hands,
Kebijakan pemerintah yang memberikan prioritas pada industri pertahanan dalam negeri dalam memasok kebutuhan sistem senjata militer negeri ini hendaknya tidak dijadikan sarana untuk mengejar setoran bagi BUMNIS tanpa memperhatikan kualitas produk yang dihasilkan. Sebab selama ini kesan bahwa produk hasil BUMN kualitasnya belum sesuai dengan kebutuhan konsumen. Hal itu bisa jadi disebabkan oleh beberapa hal, seperti belum adanya kultur yang berfokus pada pemenuhan kepuasan konsumen, dapat pula karena sebagai BUMN mereka dikejar oleh pemegang sahamnya untuk setoran senilai tertentu setiap tahunnya seperti halnya Metro Mini di Jakarta, bisa pula disebabkan penguasaan teknologi mereka belum matang.
Kebijakan pemerintah soal prioritas pengadaan sistem senjata dari dalam negeri hendaknya disikapi secara realistis oleh BUMNIS. Artinya jangan memaksakan diri apabila belum mampu memproduksi sistem senjata sendiri. Perilaku industri pertahanan Cina yang “serba bisa”sebaiknya jangan ditiru, sebab perilaku itu terbukti tidak berbanding lurus dengan kualitas sistem senjata yang dihasilkan. Jangan sampai perilaku “serba bisa” ini diadopsi demi hanya untuk memuaskan pemegang saham.
Pada sisi lain, pemegang saham seharusnya memperhatikan kinerja BUMNIS khususnya dari sisi kualitas produk. Masalah ini sepertinya selama ini kurang diperhatikan, sebab keluhan terhadap kualitas produk itu telah berlangsung sejak BUMNIS masih terpusat lingkungan Menristek/Kepala BPPT. Ketika sekarang BUMNIS berada di bawah kendali Menteri BUMN, nampaknya soal keluhan konsumen itu masih menjadi pekerjaan rumah yang diwariskan.
Keberpihakan terhadap produk dalam negeri hanya akan terjadi apabila kualitas sistem senjatanya dapat diandalkan. Sebab sistem senjata itu akan digunakan untuk kepentingan operasional militer, termasuk perang. Jangan sampai apabila nanti terjadi konflik Indonesia menjadi pecundang karena sistem senjatanya mayoritas buatan dalam negeri “mogok” ketika digunakan. Apa artinya kebanggaan menggunakan produk sendiri namun kalah dalam konflik atau perang.

7 komentar:

Anonim mengatakan...

"Apa artinya kebanggaan menggunakan produk sendiri namun kalah dalam konflik atau perang."

BAGI SAYA LEBIH BAIK NAIK MOTOR JELEK MILIK SENDIRI, DARI PADA NAIK MOTOR BAGUS TAPI PINJAM!!!!

Anonim mengatakan...

Apa artinya kebanggaan menggunakan produk sendiri namun kalah dalam konflik atau perang - STATEMENT IDIOT!!!

APA GUNANYA PAKE SENJATA CANGGIH TP KALO DI EMBARGO HANYA JADI BESI RONGSOKAN!!!
UNTUK MAJU BUTUH PROSES & DUKUNGAN!!!
SEMUA NEGARA TAHU POTENSI BANGSA INDONESIA...!!!
JANGAN HANYA BISA MENCELA...

Anonim mengatakan...

BAGI SAYA LEBIH BAIK NAIK MOTOR JELEK MILIK SENDIRI, DARI PADA NAIK MOTOR BAGUS TAPI PINJAM!!!!

APA GUNANYA PAKE SENJATA CANGGIH TP KALO DI EMBARGO HANYA JADI BESI RONGSOKAN!!!
UNTUK MAJU BUTUH PROSES & DUKUNGAN!!!
SEMUA NEGARA TAHU POTENSI BANGSA INDONESIA...!!!
JANGAN HANYA BISA MENCELA...

STATEMENT INI LEBIH IDIOT....

produk bikinan sendiri emang bagus, tidak bakalan di embargo, namun jika produk yang kita hasilkan belum bisa diandalkan tidak ada salahnya beli dari orang lain yang kemungkinan embargo kecil dengan sistem TOT yang sudah dianut.

kemungkinan menang perang lebih terbuka, dan kemungkinan menguasai teklnologinya juga terbuka lebar karena TOT.

Anonim mengatakan...

LHOO.. SIAPA YG MENYALAHKAN TOT...
JUSTRU DISITU PROSESNYA..
APAKAH CN-235, SS, ANOA DLL BUKAN MELALUI PROSES TOT....???
RUSIA SENDIRI UNTUK MENGEMBANGKAN UAV BUTUH TOT ISRAEL...
BERFIRKIR LOGIS DONK!!! JANGAN OMDO DENGAN KATA-KATA SOK ILMIAH.....

Allhands mengatakan...

Akan lebih baik kalau tidak setuju dengan pernyataan seseorang tidak menanggapinya dengan kalimat seperti "Statement Idiot"..."hanya bisa mencela",,,"Omdo" dll. Masih banyak pilihan kalimat yang lebih santun untuk mengemukakan pendapat yang berbeda.

Anonim mengatakan...

Sambil mengembangkan kemampuan Industri Dalam Negeri untuk menjadi lebih baik dan memiliki daya pukul yang bagus dengan cara ToT tentu lebih baik dari segala sisi dan aspek
Kemampuan Tekhnologi yg tidak bisa di deteksi lawan, supply komponent dan senjata yg anti embargo
Selain itu memiliki simbiosis mutualisme dalam rantai produksi sehingga segala sektor eokonomi bisa digerakan
Buatan dalam negeri jangan ecek ecek itu intinya
Sesuatu yg bisa dibuat di Dalam Negeri itu baik dan Pelu, contohnya ToT PPD dari Korsel sangat bermanfaat, tinggal kepediulian negara/pemerintah untuk serius menggarap hal ini, Kita jangan membuat produk untuk Angakatan Perang hanya sekedar banyak dan tak memiliki Kualitas tapi diperlukan kualitas
SN 235 MPA/ASW serta LPD dan FBT 57/60 serta ANOA dan produk lainnya adalah bukti kemampuan bangsa ini untuk Mandiri
Kalau belum bisa membuat KS apa salahnya belajar dan ToT demikian saat membuat Korvet dan Fregat
Sesuai janji KNIL bahwa kita akan mendapat ToT saat pembelian SIGMA tapi apa daya Rumor yg beredar kalau RI tdk endapatkannya, demikian seharusnya ada yang dbuat di PAL maka dengan segala alasan tidak jadi dibuat di PT. PAL

Peace
teruskan Julak menulisnya

Along

fajrin alamo mengatakan...

Klo menurut saya kita tetap bisa meniru China dalam keberpihakan Industri dalam negri karena lambat laut kualitas akan mengikuti,, untuk kualitas dan deterence kita bisa gunakan proporsi 70/30 jadi alutista canggih buatan luar sebasar 30 persen jadi tumpuan utama dan pasti jumlah sedikit karena harganya mahal ,sedangkan yang 70% bikinan dalam negri dengan kuantitas yang banyak.