All hands,
Dalam susunan tempur armada Angkatan Laut, keberadaan kapal kombatan baik kapal permukaan maupun kapal selam senantiasa menjadi tumpuan kekuatan. Kapal kombatan akan didukung oleh kehadiran kapal patroli, yang mana biasanya jumlah kapal patroli jauh lebih banyak daripada kapal kombatan. Beberapa jenis kapal perang lainnya mendukung pula eksistensi kapal kombatan, seperti kapal ranjau, kapal amfibi dan kapal bantu.
Pada kondisi apapun, kehadiran kapal kombatan dalam susunan tempur tetap dibutuhkan, sebab kapal itu menjadi simbol kekuatan Angkatan Laut. Kapal kombatan adalah capital ship setiap Angkatan Laut. Meskipun secara jumlah kapal kombatan lebih sedikit daripada kapal patroli, namun yang diperhitungkan oleh pihak lain adalah kapal kombatan. Latar belakang seperti ini harus dipahami oleh perencana pertahanan.
Karena kehadiran kapal kombatan bersifat wajib, maka sudah sepantasnya bila kapal kombatan yang masuk dalam susunan tempur dipersenjatai sesuai dengan fungsi asasinya dan dapat melaksanakan fungsi asasinya. Kehadiran kapal kombatan dalam susunan bukan sekedar untuk menambah jumlah kapal perang yang dipunyai oleh suatu Angkatan Laut, tetapi dimaksudkan sebagai otot dari Angkatan Laut tersebut.
Membiayai kapal kombatan dalam susunan tempur memang tidak murah, sehingga dibutuhkan pendekatan-pendekatan ekonomis. Karena salah satu tesis dari pembangunan kekuatan adalah keterbatasan sumber daya, maka hal itu harus diperhitungkan pula dalam memelihara armada kapal kombatan. Keterbatasan sumber daya memasuk semua pihak untuk berpikir ekonomis. Pertanyaannya, sudah kita berpikir ekonomi menyangkut eksistensi kapal kombatan dalam susunan tempur armada Angkatan Laut negeri ini?
Dalam susunan tempur armada Angkatan Laut, keberadaan kapal kombatan baik kapal permukaan maupun kapal selam senantiasa menjadi tumpuan kekuatan. Kapal kombatan akan didukung oleh kehadiran kapal patroli, yang mana biasanya jumlah kapal patroli jauh lebih banyak daripada kapal kombatan. Beberapa jenis kapal perang lainnya mendukung pula eksistensi kapal kombatan, seperti kapal ranjau, kapal amfibi dan kapal bantu.
Pada kondisi apapun, kehadiran kapal kombatan dalam susunan tempur tetap dibutuhkan, sebab kapal itu menjadi simbol kekuatan Angkatan Laut. Kapal kombatan adalah capital ship setiap Angkatan Laut. Meskipun secara jumlah kapal kombatan lebih sedikit daripada kapal patroli, namun yang diperhitungkan oleh pihak lain adalah kapal kombatan. Latar belakang seperti ini harus dipahami oleh perencana pertahanan.
Karena kehadiran kapal kombatan bersifat wajib, maka sudah sepantasnya bila kapal kombatan yang masuk dalam susunan tempur dipersenjatai sesuai dengan fungsi asasinya dan dapat melaksanakan fungsi asasinya. Kehadiran kapal kombatan dalam susunan bukan sekedar untuk menambah jumlah kapal perang yang dipunyai oleh suatu Angkatan Laut, tetapi dimaksudkan sebagai otot dari Angkatan Laut tersebut.
Membiayai kapal kombatan dalam susunan tempur memang tidak murah, sehingga dibutuhkan pendekatan-pendekatan ekonomis. Karena salah satu tesis dari pembangunan kekuatan adalah keterbatasan sumber daya, maka hal itu harus diperhitungkan pula dalam memelihara armada kapal kombatan. Keterbatasan sumber daya memasuk semua pihak untuk berpikir ekonomis. Pertanyaannya, sudah kita berpikir ekonomi menyangkut eksistensi kapal kombatan dalam susunan tempur armada Angkatan Laut negeri ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar