All hands,
Eksistensi kapal bantu dalam armada Angkatan Laut bersifat mutlak, sebab tanpa jenis kapal itu maka kapal kombatan dan kapal lainnya tidak dapat melaksanakan tugasnya secara optimal. Meskipun cuma sekedar unsur pendukung, peran kapal bantu tidak dapat dipandang sebelah mata. Salah satu unsur dari kapal bantu adalah kapal BCM yang biasanya selain dapat mensuplai logistik cair, termasuk bahan bakar kepada kapal kombatan, juga mampu memberikan dukungan logistik lainnya seperti logistik basah dan kering.
Dikaitkan dengan postur Angkatan Laut yang mengarah pada ekspedisionari, kehadiran kapal BCM jelas sangat dibutuhkan. Sebab unsur-unsur kapal perang yang melaksanakan ekspedisionari tidak dapat sepenuhnya mengandalkan pada dukungan suplai logistik dari fasilitas di daratan. Apalagi bila operasi yang digelar jauh dari negara induk, misalnya misi di Somalia.
Sehubungan dengan rencana pembentukan eskader dalam dekade ini, perlu dipertimbangkan dengan matang kehadiran kapal BCM untuk memperkuat satuan tersebut. Eskader dipastikan mempunyai mobilitas yang tinggi, sehingga sudah sepantasnya didukung oleh unsur logistik mobil yang juga bermobilitas tinggi. Sementara dalam kekuatan saat ini, kapal BCM yang tersedia usianya sudah di atas 30 tahun semuanya. Di samping itu, sebagian besar kapal BCM tersebut tidak mempunyai kemampuan untuk ocean going.
Guna merespon tantangan tersebut, ke depan sebaiknya pengadaan sejumlah kapal BCM baru dengan tonase dan kemampuan minimal sama dengan KRI Arun-903. Apalagi KRI Arun-903 dirancang mempunyai fasilitas menampung satu helikopter untuk kepentingan vertical replenishment. Konsep seperti yang dianut KRI Arun-903 ini perlu untuk diadopsi pada kapal bantu generasi baru di masa depan.
Eksistensi kapal bantu dalam armada Angkatan Laut bersifat mutlak, sebab tanpa jenis kapal itu maka kapal kombatan dan kapal lainnya tidak dapat melaksanakan tugasnya secara optimal. Meskipun cuma sekedar unsur pendukung, peran kapal bantu tidak dapat dipandang sebelah mata. Salah satu unsur dari kapal bantu adalah kapal BCM yang biasanya selain dapat mensuplai logistik cair, termasuk bahan bakar kepada kapal kombatan, juga mampu memberikan dukungan logistik lainnya seperti logistik basah dan kering.
Dikaitkan dengan postur Angkatan Laut yang mengarah pada ekspedisionari, kehadiran kapal BCM jelas sangat dibutuhkan. Sebab unsur-unsur kapal perang yang melaksanakan ekspedisionari tidak dapat sepenuhnya mengandalkan pada dukungan suplai logistik dari fasilitas di daratan. Apalagi bila operasi yang digelar jauh dari negara induk, misalnya misi di Somalia.
Sehubungan dengan rencana pembentukan eskader dalam dekade ini, perlu dipertimbangkan dengan matang kehadiran kapal BCM untuk memperkuat satuan tersebut. Eskader dipastikan mempunyai mobilitas yang tinggi, sehingga sudah sepantasnya didukung oleh unsur logistik mobil yang juga bermobilitas tinggi. Sementara dalam kekuatan saat ini, kapal BCM yang tersedia usianya sudah di atas 30 tahun semuanya. Di samping itu, sebagian besar kapal BCM tersebut tidak mempunyai kemampuan untuk ocean going.
Guna merespon tantangan tersebut, ke depan sebaiknya pengadaan sejumlah kapal BCM baru dengan tonase dan kemampuan minimal sama dengan KRI Arun-903. Apalagi KRI Arun-903 dirancang mempunyai fasilitas menampung satu helikopter untuk kepentingan vertical replenishment. Konsep seperti yang dianut KRI Arun-903 ini perlu untuk diadopsi pada kapal bantu generasi baru di masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar