20 Juni 2010

Merancang Peperangan Elektronika

All hands,
Peperangan elektronika merupakan salah satu senjata pembunuh non kinetik paling ampuh dalam peperangan Angkatan Laut masa kini dan ke depan. Sebelum sebuah rudal atau meriam atau torpedo meluncur dari tabungnya, sinyal-sinyal elektronika dari peralatan seperti ECM sudah memancar terlebih dahulu. Pancaran ECM itu bisa mematikan sistem elektronika lawan apabila tidak mempunyai sistem penangkal yang memadai, misalnya ECCM. Keberhasilan membungkam sistem elektronika lawan sama artinya dengan membutakan mata lawan, sehingga tindakan berikutnya yaitu meluncurkan rudal atau memuntahkan peluru dari laras meriam akan lebih mudah dengan probabilitas keberhasilan yang tinggi.
Berbeda dengan peluncuran rudal atau penembakan meriam dan torpedo yang harus terlebih dahulu mendapatkan keputusan dari otoritas politik, misalnya berbentuk ROE, memancarkan gelombang elektronika tidak memerlukan izin tersebut. Makanya tidak heran saat lintas damai di perairan suatu negara, kapal perang asing seringkali “nakal” dengan menguji kemampuan peperangan elektronika negara yang dilintasi. Praktek demikian sudah lumrah di kalangan Angkatan Laut di dunia.
Peperangan elektronika merupakan satu di antara pekerjaan rumah bagi kekuatan laut Indonesia. Untuk bisa menuntaskan pekerjaan rumah itu, sebaiknya dibuat suatu peta jalan peperangan elektronika. Dengan adanya peta jalan itu, bisa didesain apa saja yang harus dibenahi dalam suatu periode, selanjutnya apa yang akan diperbaiki pada periode berikutnya dan seterusnya. Penyusunan peta jalan itu akan mempermudah untuk menyusun prioritas kerja.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Terutama SDM-nya tor
pemahaman tentang dunia electronic terutama Gel elektrMagnetik msh kurang karena memang materi ini bukan sesuatu yang bisa dipelajari hanya dalam waktu seminggu seperti saat LatPernika. Dibutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk memahami karakteristik GEM dan komponen pendukungnya, oleh karena itu Peran Lemdik sangat menentukan.
Selain itu binpers AL sebaiknya juga jeli memanfaatkan personil yang memiliki keunggulan atau pemahaman lebih di bidang EW ini karena ybs adalah asset.
Selama ini pemahaman personil ttg EW yg saya lihat di TNI AL sepertinya
Ada yang gak tahu tapi berlagak tahu
Ada yang sedikit tahu tapi sok tahu
Ada yang banyak tahu tapi diam low profile karena gak diberi kesempatan.
Sampai kapanpun AL selalu sarat dengan teknologi, semoga kita dapat membenahi SDM menjadi lebih unggul tidak kalah dengan negara lain.

TNI AL tetap Jaya..
Jalesveva Jayamahe

Prima mengatakan...

hmmm,,,ini pula yang harus menjadi perhatian besar

tidak cuman peningkatan jumlah kapal tetapi juga kemampuan awak,,,

kalau saya boleh berpendapat, perang sekarang lebih ke sisi elektronik, gimana mendeteksi kapal lawan lebih dahulu dengan radar, dan kalau kapal lawan sudah menembakkan rudal bagaimana cara menangkalnya seharusnya mendapat porsi yang sama dengan pengoperasian senjata konvensional seperti meriam dan torpedo (walaupun sekarang meriam dan torpedo juga sudah elektronis pula)

salam