All hands,
Satu di antara pekerjaan rumah bagi kekuatan laut Indonesia saat ini dan ke depan adalah meningkatkan kemampuan peperangan anti kapal selam. Dalam taktik peperangan anti kapal selam, salah satunya adalah penggunaan pesawat udara untuk mendeteksi, menetralisasi dan menghancurkan sasaran di bawah air tersebut. Baik menggunakan pesawat sayap tetap yang berpangkalan di darat maupun sayap putar yang onboard di atas kapal induk. Banyak alasan mengapa kemampuan kekuatan udara Angkatan Laut dalam bisnis peperangan anti kapal selam harus ditingkatkan, di antaranya karena meningkatnya ancaman kapal selam di kawasan.
Untuk meningkatkan kemampuan itu, syarat utamanya adalah tersedianya pesawat udara yang mampu mendeteksi, menetralisasi dan menghancurkan kapal selam. Dengan kata lain, mission equipment pesawat itu harus dirancang untuk sasaran bawah air, bukan sekedar target di atas permukaan laut. Tanpa ketersediaan sistem senjata demikian, nyaris mustahil kehendak untuk meningkatkan kemampuan peperangan anti kapal selam.
Setelah peralatan tersedia, syarat lainnya adalah membangun keterampilan dan kemampuan mendeteksi kapal selam bagi para penerbang Angkatan Laut. Mengingat hal ini tidak mudah, akan lebih baik upaya tersebut dilakukan dengan menjalin kerjasama latihan dan pendidikan dengan Angkatan Laut asing yang kemampuannya sudah mumpuni. Tidak sulit guna mencari mitra Angkatan Laut asing yang mau berbagi ilmu dengan koleganya di Indonesia.
Ketika kekuatan udara Angkatan Laut dibangun, para pendiri organisasi itu telah mengidamkan adanya satuan yang khusus anti kapal selam. Oleh karena itu, dibentuklah Ron 400 yang tugas pokoknya adalah memburu wahana bawah air tersebut. Ron 400 sejak awal diisi oleh heli AKS, namun kalau mau jujur baru ketika skadron itu diisi oleh heli Wasp baru benar-benar mampu melaksanakan tugas pokok. Sebab ketika dilengkapi dengan heli asal Uni Soviet, entah mengapa pesawat itu tidak dilengkapi dengan mission equipment sesuai dengan tugas pokok Ron 400.
Mengingat dalam beberapa tahun ke depan Ron 800 akan dilengkapi dengan beberapa pesawat CN235ASW, menjadi tantangan agar para penerbang Angkatan Laut di satuan itu juga mempunyai keterampilan dan kemampuan sesuai dengan fungsi asasi pesawat tersebut. Sehingga kehadiran pesawat buatan industri dirgantara Indonesia itu benar-benar mampu meningkatkan kemampuan penangkalan Indonesia terkait peperangan anti kapal selam.
Satu di antara pekerjaan rumah bagi kekuatan laut Indonesia saat ini dan ke depan adalah meningkatkan kemampuan peperangan anti kapal selam. Dalam taktik peperangan anti kapal selam, salah satunya adalah penggunaan pesawat udara untuk mendeteksi, menetralisasi dan menghancurkan sasaran di bawah air tersebut. Baik menggunakan pesawat sayap tetap yang berpangkalan di darat maupun sayap putar yang onboard di atas kapal induk. Banyak alasan mengapa kemampuan kekuatan udara Angkatan Laut dalam bisnis peperangan anti kapal selam harus ditingkatkan, di antaranya karena meningkatnya ancaman kapal selam di kawasan.
Untuk meningkatkan kemampuan itu, syarat utamanya adalah tersedianya pesawat udara yang mampu mendeteksi, menetralisasi dan menghancurkan kapal selam. Dengan kata lain, mission equipment pesawat itu harus dirancang untuk sasaran bawah air, bukan sekedar target di atas permukaan laut. Tanpa ketersediaan sistem senjata demikian, nyaris mustahil kehendak untuk meningkatkan kemampuan peperangan anti kapal selam.
Setelah peralatan tersedia, syarat lainnya adalah membangun keterampilan dan kemampuan mendeteksi kapal selam bagi para penerbang Angkatan Laut. Mengingat hal ini tidak mudah, akan lebih baik upaya tersebut dilakukan dengan menjalin kerjasama latihan dan pendidikan dengan Angkatan Laut asing yang kemampuannya sudah mumpuni. Tidak sulit guna mencari mitra Angkatan Laut asing yang mau berbagi ilmu dengan koleganya di Indonesia.
Ketika kekuatan udara Angkatan Laut dibangun, para pendiri organisasi itu telah mengidamkan adanya satuan yang khusus anti kapal selam. Oleh karena itu, dibentuklah Ron 400 yang tugas pokoknya adalah memburu wahana bawah air tersebut. Ron 400 sejak awal diisi oleh heli AKS, namun kalau mau jujur baru ketika skadron itu diisi oleh heli Wasp baru benar-benar mampu melaksanakan tugas pokok. Sebab ketika dilengkapi dengan heli asal Uni Soviet, entah mengapa pesawat itu tidak dilengkapi dengan mission equipment sesuai dengan tugas pokok Ron 400.
Mengingat dalam beberapa tahun ke depan Ron 800 akan dilengkapi dengan beberapa pesawat CN235ASW, menjadi tantangan agar para penerbang Angkatan Laut di satuan itu juga mempunyai keterampilan dan kemampuan sesuai dengan fungsi asasi pesawat tersebut. Sehingga kehadiran pesawat buatan industri dirgantara Indonesia itu benar-benar mampu meningkatkan kemampuan penangkalan Indonesia terkait peperangan anti kapal selam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar