All hands,
ASEAN Maritime Forum (AMF) masih memerlukan jalan yang panjang untuk menjadi sebuah wadah kerjasama yang matang. Sebab tempat kerjasama keamanan maritim ini dalam pertumbuhan awalnya menganut pendekatan memulai kerjasama antar negara-negara ASEAN dari isu-isu lunak yang tak sensitif. Pendekatan demikian dapat dibenarkan, karena apabila pendekatan yang dianut adalah memulai dari isu-isu sensitif seperti kedaulatan pasti wadah itu akan gagal dari fase awal.
Berangkat dari kondisi demikian, setidaknya dibutuhkan waktu minimal 25 tahun bagi AMF untuk bisa menjadi wadah kerjasama maritim yang matang. Sebab fondasi dasar AMF adalah saling ketidakpercayaan antar negara-negara ASEAN. Meskipun para pemimpin ASEAN tampak rukun di permukaan, tetapi di bawah karpet saling ketidakpercayaan masih kuat.
Artinya, AMF akan menjadi wadah penyelesaian masalah maritim yang melingkupi kawasan Asia Tenggara apabila isu-isu sensitif sudah dapat disentuh. Masalahnya adalah isu-isu sensitif yang ada selalu terkait dengan politik dan keamanan, di mana pilihan pendekatan yang dapat digunakan sangat terbatas dibandingkan dengan ranah ekonomi. Singkat, ide-ide liberal seperti penyampingan kedaulatan masih merupakan hal sulit untuk dibayangkan dalam waktu dekat.
Indonesia tentu paham dengan kondisi demikian. Pertanyannya, apa agenda yang akan dibawa oleh Indonesia dalam AMF? Posisi Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2011 adalah jendela kesempatan yang harus dimanfaatkan bagi kepentingan nasional yang terkait dengan domain maritim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar