21 Agustus 2008

20 Tahun Ke Depan Tak Ada Perang?

All hands,
Sebagian pihak di negeri ini, termasuk di dalamnya sebagian para perencana pertahanan, dengan berani memprediksi bahwa 20 tahun ke depan kita nggak akan perang dengan siapa pun. Pernyataan itu sangat patut untuk dianalisis lebih jauh, nggak bisa kita telan mentah-mentah. Kalau ditelan mentah-mentah, kita yang berada di domain maritim/AL akan terbuai dan akan terkejut ketika terjadi pendadakan yang berbeda dengan prediksi itu.
Sebagai individu yang bidangnya terkait dengan perkembangan lingkungan strategis, jujur saya harus bilang bahwa untuk memprediksi lingkungan strategis lebih dari lima tahun dari sekarang merupakan hal yang sangat sulit. Kalau cuma sampai lima tahun, probabilitas prediksi di atas 75 persen. Lewat dari lima tahun, probabilitasnya paling tinggi 50 persen. Dengan 20 tahun, probabilitasnya menurut saya cuma 10 persen.
Pernyataan bahwa Indonesia 20 tahun ke depan nggak akan berperang dengan pihak lain merupakan pernyataan ceroboh. Sekaligus menandakan bahwa pihak yang buat pernyataan itu nggak mengerti perkembangan lingkungan strategis terkini. Perang bukanlah sesuatu yang terjadi dengan eskalasi seperti menurut teori yang diajarkan di Seskoal. Perang masa kini bisa terjadi sewaktu-waktu dan tidak terikat pada eskalasi sebagaimana digambarkan oleh teori itu.
Bahwa di masa depan tidak akan ada perang besar, saya setuju. Tapi harap diingat bahwa konflik dan perang masa kini skalanya selalu kecil, namun bersifat swift and sudden. Siapa yang prediksi akan muncul kasus Ambalat misalnya? Perang masa kini bersifat swift and sudden menggunakan hasil revolution in military affairs/RMA.
Bukan tidak mungkin dalam 4-7 tahun ke depan kita akan konflik militer dengan Singapura hanya karena masalah penggunaan laut di sekitar Natuna. Siapa yang bisa prediksi. Memang konflik itu terbatas pada waktu dan tempat tertentu saja.
Prediksi konyol bahwa dalam 20 tahun ke depan kita nggak akan ada perang bisa kontra produktif buat AL kita. Dengan menggunakan prediksi itu, para perencana pertahanan bisa jadikan alasan bahwa kita nggak perlu bangun AL karena nggak akan hadapi perang. Kan bahaya sekali itu!!! Sekarang AL kita sedang deteriorating, harus di-recover. Bukannya dibiarkan nggak dibangun dengan alasan nggak akan ada perang.
Kita harus ingat civis pacem para belum. Orang nggak akan menyerang kita kalau tahu kita kuat. Pandangan kaum realis itu yang berlaku di alam nyata. Kalau di dunia akademik, mungkin lain lagi. Karena kita hidup di alam nyata, kita harus anut pandangan alam nyata/realis.

3 komentar:

Anonim mengatakan...

ga ada perang? ga mungkin lah secara masih ada aj anegara yang rese' pengen nguasain negara laen. contohnya sekarang perang rusia vs georgia tuh.

Anonim mengatakan...

@winadahlan:
Cuma Rusia dan Georgia?
Trus Amerika bangsat itu gimana mbak? Bukan termasuk negara rese'?

Anonim mengatakan...

ya nggak ada peranglah wong RI-nya selalu ngehindarin konflik..
abis gimana mo konflik kalo TNI-nya gak kuat.

ujung2nya pasti diselesekan lewat diplomasi lagi diplomasi lagi.
payah!!