01 Juni 2009

Kerjasama Indonesia-Rusia Dan Perimbangan Kekuatan Kawasan

All hands,
Tidak gampang untuk dibantah bahwa beberapa negara di sekitar Indonesia melihat dengan penuh kewaspadaan dan kekhawatiran tentang kerjasama Indonesia-Rusia di bidang pertahanan. Sebab dalam kerjasama itu Rusia tidak kikir untuk meminjamkan uangnya kepada Indonesia untuk dibelikan sejumlah senjata modern buatan Rusia guna modernisasi kekuatan pertahanan Indonesia. Bandingkan dengan Amerika Serikat yang terlalu banyak syarat ketika ingin menjual senjatanya kepada Indonesia.
Tak aneh bila ada upaya-upaya di belakang layar di Indonesia dari pihak tertentu untuk menghambat laju kerjasama pertahanan Indonesia-Rusia. Contoh yang sangat jelas dan kasat mata adalah berlarutnya rencana pengadaan kapal selam yang dibiayai oleh kredit dari Rusia. Kondisi demikian mencerminkan bahwa ada pihak di dalam negeri dan di luar negeri yang tidak senang bila AL kita kondisinya lebih kuat daripada saat ini.
Kerjasama pertahanan Indonesia-Rusia, apabila terwujudnya penuh melalui penggunaan kredit US$ 1 milyar akan menimbulkan keseimbangan baru di kawasan. Sebab selama ini Amerika Serikat telah mengizinkan Malaysia, Singapura dan Australia yang tergabung dalam FPDA mempunyai senjata modern dan jarak jauh yang lebih mematikan dalam arsenal mereka. Kebijakan sama tidak diterapkan kepada Indonesia karena dianggap akan mengganggu kepentingan nasional Amerika Serikat.
Ketidakseimbangan itu sesungguhnya tidak menguntungkan stabilitas kawasan, sebab secara langsung atau tidak langsung menempatkan Indonesia pada posisi tidak nyaman. Situasi demikian dibaca dengan jeli oleh Rusia dan dimanfaatkan dengan cerdas dengan menawarkan sistem senjatanya yang secara kualitas mampu disandingkan dengan senjata serupa buatan Amerika Serikat maupun NATO.
Janji Menteri Pertahanan Amerika Serikat kepada sejawatnya dari Indonesia dalam The 8th Shangrila Dialogue di Singapura 29-30 Mei 2009 di Singapura hendaknya tidak disikapi dengan berlebihan. Bila syarat-syaratnya tidak merugikan Indonesia, boleh-boleh saja tawaran itu diterima. Namun jangan sampai kredit US$ 1 milyar dari Rusia diabaikan, sebab hal itu akan memberikan dampak negatif terhadap Indonesia. Orang seringkali mengatakan bahwa kesempatan tidak datang dua kali.

3 komentar:

Anonim mengatakan...

memang benar tu kesempatan bagus malingsia gak remehin negara kita,kalo memang harus terjadi perang dengan malingsia dan mereka dibantu inggris,australia bahkan amerika.kita gabung aja langsung dgn rusia,china,india,korut dan iran,setuju gak....?

Anonim mengatakan...

Mohon ijin utk ambil posting yg sangat menarik ini bung ... salam dan terimakasih.

Anonim mengatakan...

Saya juga setuju kl kredit $1 m itu di ambil,dan juga ini kesempatan emas bagi TNI untuk memodernisai alutsistanya,maju terus TNI doaku bersamamu