26 Februari 2011

Mengacu Kekuatan Laut Eropa

All hands,
Pembangunan kekuatan laut Eropa memiliki mazhab yang berbeda dengan pembangunan kekuatan laut sekutunya di seberang Samudera Atlantik yaitu Amerika Serikat. Mazhab Angkatan Laut adalah adalah Angkatan Laut middle power yang pemikirnya antara lain yaitu Sir Jullian Corbett, sementara Angkatan Laut Amerika Serikat menganut mazhab global power dengan Laksamana Muda A.T. Mahan sebagai acuan. Apa perbedaan utama antara kedua mazhab tersebut? Mahan mengedepankan sea control, sementara Corbett mengarusutamakan sea denial.
Kalau ditilik, kekuatan laut Eropa merupakan kekuatan laut yang proyek kekuatannya dirancang sebatas wilayah Eropa dan sekitarnya. Sebab paradigma mereka yaitu mereka akan bertempur di wilayah mereka sendiri, bukan di benua lain. Hanya saja pasca Perang Dingin dan 11 September 2001, ancaman keamanan yang berubah mendorong kekuatan itu diproyeksikan ke kawasan yang jauh dari Eropa untuk kepentingan operasi maritim menghadapi ancaman perompakan, pembajakan dan terorisme maritim. Pada sisi lain, saat ini tidak ada ancaman dari aktor negara terhadap Eropa, sehingga kekuatan Angkatan Laut Eropa dapat diproyeksikan keluar wilayahnya.
Indonesia secara alamiah adalah middle power, sehingga kekuatan lautnya pun harus berstatus middle power. Sebagai ilustrasi, ada beberapa istilah berbeda soal kekuatan laut middle power, tergantung siapa pemikir strategi maritim yang dijadikan acuan. Pertanyaannya, postur Angkatan Laut yang seperti apa yang harus dibangun Indonesia ke depan agar menjadi pemimpin ASEAN?
Pertama, Angkatan Laut harus dirancang untuk dibangun guna mengamankan kepentingan nasional. Kepentingan nasional yang bisa diidentifikasi dan didefinisikan akan menentukan postur Angkatan Laut. Kedua, pendekatan kapabilitas harus menjadi acuan, bukan kapabilitas. Ketiga, menjadikan MEF sebagai sasaran antara dalam pembangunan kekuatan laut dan bukan sebaliknya sebagai sasaran akhir.
Mengacu pada negara-negara Eropa, secara kuantitas jumlah kapal perang mereka tidak banyak dibandingkan dengan luasan Eropa. Memang di Eropa ada saling melengkapi kemampuan antar Angkatan Laut untuk mendukung operasi multinasional. Dibawa dalam ruang Indonesia, mempunyai 10-20 kapal kombatan sekelas fregat plus 4-8 kapal selam sudah cukup memadai selama kapabilitas kapal perang tersebut diperhatikan secara berkelanjutan. Sisanya diisinya oleh jenis kapal perang lainnya.
Kapal perang Indonesia akan diprioritaskan untuk mengamankan wilayah Nusantara, dengan tugas secondary untuk terlibat dalam misi Angkatan Laut multinasional. Untuk mengamankan wilayah Nusantara, dengan mudah dapat ditetapkan wilayah prioritas bagi kepentingan operasional. Tidak semua perairan Indonesia harus dicakup oleh kapal perang, sebab Indonesia belum memiliki dukungan anggaran yang cukup untuk itu. Dengan kekuatan sebesar itu plus kapabilitas yang senantiasa dipelihara dan ditingkatkan, Indonesia dapat merebut kembali posisi sebagai Angkatan Laut terkuat di Asia Tenggara.

Tidak ada komentar: