23 Mei 2008

Strategi 1-4-2-1

All hands,
Ketika Donald Rumsfeld menjadi penguasa di Pentagon di masa administrasi koboi junior dari Texas, dia melakukan program transformasi pertahanan (defense transformation). Tidak sedikit Jenderal dan Laksamana yang berbeda school of thought dengan Rumsfeld yang menentang transformasi pertahanan dan pada akhirnya pelan-pelan mundur dari dunia militer. Bagi mereka, perang di masa depan tidak dapat diselesaikan semata dengan pencet tombol (push button war) seperti pendapatnya Rumsfeld, Andrew Marshall, VAdm Arthur Cebrowski dan Paul Wolfowitz. Fog of war tidak bisa dihilangkan dengan transformasi pertahanan.
Salah satu pembenahan besar dalam transformasi pertahanan ala Rumsfeld adalah strategi pertahanan Amerika Serikat. Di eranya dan hingga kini masih berlaku, strategi pertahanan om Sam adalah 1-4-2-1. Apa itu 1-4-2-1?
The U.S. joint force must be capable of defending the United States, deterring aggression in four critical regions of the world and defeating adversaries in two conflicts, while retaining the option for decisive victory in one. Itu yang disebut strategi 1-4-2-1.
Bagi kebanyakan pihak di Indonesia, mungkin strategi ini masih asing di telinga. Saya sangat memahaminya. Saya pun tahu dan pelajari lebih karena tugas rutin yang harus selalu update pengetahuan soal strategi. Kalau nggak, mungkin juga saya nggak tahu.
Pertanyaannya, kawasan mana saja di dunia yang dianggap sebagai empat kawasan kritis? Dalam analisis saya, dua kawasan sudah dapat diidentifikasi dengan jelas, yaitu satu di Timur Tengah (Irak) dan satunya lagi di Asia Timur (Semenanjung Korea). Sedangkan dua kawasan lainnya yang sangat mungkin dianggap sebagai kawasan kritis adalah Eropa Tengah, Asia Selatan dan atau Asia Tenggara.
Mungkin akan timbul pertanyaan, apa hubungan strategi 1-4-2-1 dengan Indonesia? Pertanyaan itu akan dijawab dalam tulisan berikutnya.

Tidak ada komentar: