23 Mei 2009

Metode Peperangan Kapal Selam Di Asia Tenggara

All hands,
Meskipun beberapa negara di sekitar Indonesia mengoperasikan kapal selam, namun mayoritas jumlahnya sedikit. Oleh sebab itu, dalam taktik peperangan kapal selam penggunaan metode Wolf Pack hanya bisa dilakukan oleh kekuatan laut Australia, itu pun secara terbatas. Karena metode demikian memerlukan kapal selam yang banyak pada daerah operasi yang luas pula, khususnya pada GPL lawan.
Berangkat dari situ muncul pertanyaan metode apa yang mungkin digunakan oleh negara-negara di sekitar Indonesia dalam menggelar peperangan kapal selam? Dengan keterbatasan jumlah kapal selam, maka metode yang digunakan dapat dipastikan lebih mengandalkan pada penggunaan satu dan atau dua kapal selam saja, baik untuk beroperasi di perairan luas maupun di perairan sempit.
Salah satu metode yang sangat mungkin dieksploitasi oleh Angkatan Laut di kawasan Asia Tenggara adalah metode free hunting. Metode ini mempunyai sejumlah kelebihan, seperti bebas bergerak pada daerah operasi yang luas dengan kapal selam yang sedikit. Dengan bermodalkan satu atau dua kapal selam saja, metode ini dapat digunakan untuk mengganggu GPL lawan.
Memperhatikan luasnya wilayah perairan Indonesia, metode free hunting sangat mungkin dieksploitasi oleh beberapa Angkatan Laut di sekitar Indonesia untuk mengganggu dan menghancurkan GPL Indonesia apabila terjadi konflik. Misalnya GPL dari pangkalan Angkatan Laut di Pulau Jawa ke wilayah konflik di utara Selat Makassar. Atau GPL dari pangkalan di Pulau Jawa ke kawasan pelibatan yang terbentang dari wilayah Bali hingga Irian Jaya.
Kondisi demikian harus diperhatikan dengan seksama dalam Renyudha kita. Renyudha harus disusun dengan benar, berdasarkan asumsi yang benar dan telah diuji dalam oyu, baik melalui TFG maupun simulasi di ASTT. Kekurangan kita selama ini adalah banyak konsep tidak pernah di-oyu-kan, sehingga kelemahannya tidak pernah teridentifikasi.

Tidak ada komentar: