30 Oktober 2010

Prediksi Arah Pembangunan Kekuatan Kapal Selam Negeri Tukang Klaim

All hands,
Negeri Tukang Klaim yang bodoh dan rasialis sekarang mengoperasikan dua kapal selam kelas Scorpene. Seperti diketahui, pengadaan kapal selam itu penuh dengan unsur korupsi oleh para petinggi partai berkuasa di sana. Bahkan untuk mempunyai kapal selam pun, Negeri Tukang Klaim membutuhkan tumbal nyawa seorang model cantik asal Mongolia.
Pertanyaannya kini, dengan memiliki dua kapal selam lalu bagaimana arah pembangunan kekuatan kapal selam negeri rasialis itu ke depan? Apakah akan ada penambahan kemampuan kapal selam dalam 10 tahun ke depan? Bagaimana pula kemampuan dua kapal selam yang ada saat ini?
Pengadaan kapal selam Negeri Tukang Klaim yang rasialis itu nampaknya hingga beberapa tahun ke depan hanya akan berhenti pada dua kapal selam yang ada saat ini. Pengadaan baru nampaknya akan mengalami kesulitan anggaran, di samping kemungkinan makin berubahnya ekuilibrium politik di negeri rasialis tersebut. Maksudnya, sangat mungkin kelompok politik lawan partai berkuasa sekarang yang di Negeri Tukang Klaim disebut pembangkang sementara di Indonesia dijuluki oposisi akan terus menguat posisinya pada 2013 ke depan. Artinya, kongkalikong para petinggi UMNO untuk menggasak uang negara alias rasuah akan semakin terbatas ruang manuvernya.
Dua kapal selam yang ada pun kecil kemungkinannya ditingkatkan kemampuannya selama dekade ini. Sebagaimana halnya kelas U-209/1300 milik kekuatan laut Indonesia, kapal selam kelas Scorpene yang dibeli dengan penuh korupsi alias rasuah itu juga tidak menggunakan teknologi AIP. Alasannya tak sulit dicari, yakni tidak punya uang sebab biayanya mahal dan akan lebih mahal lagi bila kembali ada pesta korupsi apabila ada keinginan untuk menambahkan teknologi AIP buatan Prancis.
Secara teknis, kapal selam Negeri Tukang Klaim yang rasialis itu hingga kini belum pernah menjalani uji tembak torpedo. Yang sudah dilaksanakan adalah uji tembak rudal Exocet SM-39. Untuk menguji keandalan kapal selam, uji tembok torpedo tentu saja tidak cukup satu atau dua kali. Baik untuk torpedo latihan maupun kepala perang. Uji tembak torpedo selama berkali-kali juga akan menjadi barometer bagaimana sebenarnya kemampuan awak kapal selam negeri rasialis itu.
Pesan bagi Indonesia, hendaknya tidak terlalu overestimated terhadap kemampuan kapal selam Negeri Tukang Klaim yang rasialis. Pesan lainnya, pemerintah hendaknya segera merealisasikan janjinya sejak 2005 untuk pengadaan kapal selam baru bagi Angkatan Laut Indonesia. Kemampuan dan keterampilan putra-putra bangsa yang terpilih menjadi awak kapal selam perlu terus dipertahankan dan ditingkatkan, di antaranya melalui pengadaan kapal selam baru.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

emang indonesia gak terjadi korupsi???? lebih parah boz..............dana pembelian pesawat sukhoi, yang indoesia hanya dapat 10, kalau yang belanja malaysia dapat 18 buah dengan perlengkapan lebih lengkap.............................

Anonim mengatakan...

Anonim yang diatas, tau dari mana anda kalau kita dapat 10 malasya bisa dapat 18 beli sukhoinya? Amang anda punya data harga pembeliannya? Jangan sotoy dan nebak2 saja ya!!!