20 Oktober 2010

Solusi Masalah Perompakan Dan Pembajakan

All hands,
Perairan Somalia hingga sekarang masih menjadi tempat paling berbahaya bagi pelayaran dunia karena ancaman perompakan dan pembajakan. Perairan Selat Malaka dan sekitarnya masih tetap rawan terhadap perompakan dan pembajakan, walaupun secara kuantitatif sudah menurun drastis dibanding enam tahun silam. Menghadapi masalah perompakan dan pembajakan yang dinilai mengancam stabilitas keamanan kawasan, tentu saja diperlukan suatu solusi yang komprehensif. Pertanyaannya, seperti apakah solusi yang komprehensif tersebut?
Menyebarkan kapal perang untuk berpatroli di perairan yang rawan akan perompakan dan pembajakan merupakan suatu pendekatan yang memang harus ditempuh. Akan tetapi, pendekatan itu harus diikuti dengan pendekatan-pendekatan lainnya. Sebab patroli kapal perang sebatas pada kemampuan untuk menangkal, menindak dan disuasi perompakan dan pembajakan, namun tidak sampai pada penyelesaian akar masalah mengapa kasus-kasus itu muncul.
Untuk menyentuh akar masalah, diperlukan pendekatan yang bersifat capacity building. Yang dimaksud dengan capacity building di sini bukan semata memperkuat kemampuan Angkatan Laut, tetap menyentuh pula memperkuat peran pemerintah (sipil) untuk mengatasi masalah sosial, politik dan keamanan di wilayah daratan di mana para perompak dan pembajak berasal. Masalah inilah yang belum terjawab di Somalia hingga saat ini, sebab negara-negara Barat utamanya tidak mau lagi menggelar intervensi militer ke daratan Somalia untuk memulihkan keamanan dan ketertiban di sana serta memperkuat peran pemerintahan setempat. Soal mengapa negara-negara Barat tidak mau menggelar intervensi militer, tidak sulit guna mencari jawabannya.
Dalam konteks di Selat Malaka dan sekitarnya, dibutuhkan adanya peran pemerintah (sipil) lebih aktif dalam masalah perompakan dan pembajakan. Sebab di kawasan itu ada kantong-kantong perompak dan pembajak, baik karena latar belakang ekonomi maupun latar belakang budaya. Dibutuhkan suatu pendekatan khusus dari pemerintah pusat dan lokal guna menuntaskan masalah tersebut. Keberhasilan pendekatan itu akan menentukan wajah keamanan maritim Indonesia di Selat Malaka dan sekitarnya.

Tidak ada komentar: