13 Mei 2009

Peran Angkatan Darat Mendukung Angkatan Laut: Kasus Australia

All hands,
Dalam strategi pertahanan Australia yang tercantum dalam Defending Australia In The Asia Pacific Century: Force 2020, dinyatakan bahwa selain Royal Australian Air Force, Australian Army juga mendapat peran dalam strategi maritim negeri itu. Peran Australian Army adalah mengendalikan jalur-jalur pendekatan, mengamankan wilayah-wilayah di seberang lautan dan beragam fasilitas, mengalahkan serangan mendadak ke wilayah Australia, melindungi pangkalan-pangkalan yang menjadi basis operasi Royal Australian Navy dan Royal Australian Air Force dan to deny akses lawan ke pangkalan aju.
Strategi maritim merupakan tulang punggung pertahanan Australia, karena geografis Australia yang merupakan benua tersendiri dan laut adalah jalur pendekatnya. Berdasarkan pada strategi itu, Australian Army harus rela mendukung Royal Australian Navy dalam operasinya. Termasuk mengendalikan jalur-jalur pendekatan.
Bentuknya bisa berupa kekuatan darat Australia menginvasi wilayah yang terbentang dari Bali sampai Nusa Tenggara Timur, khususnya yang mempunyai choke points, agar Indonesia tidak bisa menggelar strategi anti akses. Sebab strategi anti akses apabila digelar oleh Indonesia akan merepotkan kekuatan laut negeri turunan para narapidana tersebut.
Lesson learned dari situ adalah Angkatan Darat dapat berperan sebagai unsur pendukung Angkatan Laut dalam strategi maritim. Pertanyaannya di Indonesia, relakah AD mendukung AL dalam strategi maritim? Mendukung berarti berada pada posisi di belakang, berarti pula sulit untuk menjadi “pahlawan”.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Bung Allhands,

Membaca tulisan anda,saya jadi berkesimpulan hendaknya semua angkatan/matra haruslah rendah hati tidak sombong dan berkoar-koar apabila memang ia yang berperan besar dalam suatu operasi atau sebagainya. Artinya juga ia harus merelakan bahwa tanpa matra yang lain,walaupun kecil perannya, ia tidak akan bisa jadi pahlawan. So,smua harus introspeksi sejak sekarang.Kalo bisa waktu milih pemimpin, wanjakti harus juga mempertimbangkan "humble"-nya seseorang, jangan cuma pinter & pengalaman tapi bikin keki angkatan lain.
Ciao!