06 Oktober 2008

Peperangan Asimetris

All hands,
Secara garis besar, peperangan asimetris adalah peperangan antara dua pihak atau lebih dengan tingkat kekuatan yang berbeda. Peperangan ini sudah ada sejak ribuan tahun lalu, dengan contoh yang legendaries adalah antara Nabi Daud AS dengan Thalut atau Goliath kata orang-orang Eropa. Sampai kini pun peperangan asimetris masih terus terjadi, demikian pula di masa depan. Peperangan yang digelar oleh Al Qaida terhadap Amerika Serikat adalah salah satu peperangan asimetris yang masih terus berjalan hingga sekarang.
Dalam berdiskusi soal peperangan asimetris, banyak pihak yang belum paham betul bentuk-bentuk atau jenis-jenis asimetris yang ada. Suatu peperangan dikatakan asimetris bila:
1. asimetris dalam hal kekuatan,
2. asimetris dalam hal persenjataan,
3. asimetris dalam hal organisasi.
4. asimetris dalam hal moralitas


Asimetris dalam hal kekuatan itu jelas menyangkut soal jumlah. Kekuatan militer yang kecil seringkali bisa mengalahkan kekuatan militer yang lebih besar. Banyak contohnya, baik dalam sejarah agama-agama dunia, khususnya agama Samawi alias yang mempunyai keterkaitan dengan Nabi Ibrahim AS, maupun sejarah-sejarah lainnya.
Asimetris dalam hal persenjataan itu sudah pasti soal jumlah maupun teknologi persenjataan. Contohnya adalah kelompok Hizbullah Lebanon yang sanggup bertempur 34 hari melawan Israel. Di tangan Hizbullah, militer Israel yang merupakan tentara terkuat di Timur Tengah seolah-olah tidak ada artinya. Tank Merkava rontok, INS Ahi Hanit kena rudal C-802, sistem komunikasi militer negeri Yahudi itu bisa dipenetrasi.
Asimetris dalam hal organisasi, contohnya banyak. Selain kasus Hizbullah vs Israel, juga Mujahiddin vs Uni Soviet dan Al Qaida vs Amerika Serikat. Organisasi para gerilyawan plus aktor non negara itu boleh dikatakan ”sederhana” bila dibandingkan dengan organisasi militer aktor-aktor negara yang menjadi lawan mereka.
Asimetris dalam hal moralitas, ini menyangkut soal semangat juang alias semangat tempur. Kasusnya lagi-lagi Hizbullah vs Israel dan Al Qaida vs Amerika Serikat. Para aktor non negara itu semangat tempurnya berkali-kali lipat dibandingkan lawan-lawan mereka yaitu aktor negara. Pada waktu Perang 34 hari di Lebanon Juli-Agustus 2008, di antara foto-foto yang terbit ke dunia internasional adalah tangisan para prajurit wajib militer Israel menghadapi gempuran roket Hizbullah yang nyaris tanpa henti setiap waktu. Tangisan itu menunjukkan kondisi moral atau semangat tempur mereka saat itu.
Untuk Indonesia, jenis peperangan asimetris seperti apa yang akan kita siapkan? Apakah keempat-empatnya atau dua saja atau satu saja atau tiga saja? Bersiaplah, karena peperangan itu secara militer telah ada di depan mata.

Tidak ada komentar: