06 Oktober 2008

Strategi Mandala

All hands,
Dalam organisasi pertahanan Amerika Serikat, terdapat Combatant Command Structure. Panglima tertingginya adalah POTUS, sedangkan pelaksana kebijakannya adalah SECDEF. POTUS itu sandi dari President of the United States, SECDEF itu Secretary of Defense alias Menhan. SECDEF membawahi dua jenis komando, yaitu Geographic Commands dan Functional Commands.
Geographic Command itu adalah komando militer yang membawahi kawasan-kawasan dunia. Sekarang terdapat enam Geographic Command, yaitu U.S. Centcom, U.S. Eucom, U.S. Pacom, U.S. Northcom, U.S. Southcom dan yang terbaru U.S. Africom. Adapun Functional Command mencakup Special Operations Command, Transportation Command, Strategic Command dan Joint Forces Command.
Geographic Command mempunyai apa yang disebut Combatant Commander’s Theater Strategy alias strategi mandala. Apa itu strategi mandala? Yaitu suatu strategi untuk mengkoordinasikan penggunaan kekuatan dan aktivitas militer lainnya yang mendukung strategi nasional yang tidak menggunakan kekuatan. Strategi mandala mengarahkan kegiatan militer mulai dari kerjasama dengan negara-negara lain di masa damai sampai dengan menyiapkan rencana kontinjensi untuk menghadapi ancaman dan rencana aksi menghadapi krisis. Dalam prakteknya, Combatant Commander akan berkoordinasi dengan U.S. State Department untuk menangani isu-isu keamanan di wilayah tanggung jawabnya. Oleh karena itu, di tiap Markas Komando Combatant Commander terdapat semacam penasehat luar negeri dari Departemen Luar Negeri, dengan status Ambassador. Sang penasehat ini akan memberikan pandangan Departemen Luar Negeri terhadap isu-isu keamanan yang berkembang, sekaligus juga mendengarkan dan meneruskan aspirasi Combatant Commander ke atasan sang Ambassador di Washington.
Kata kuncinya adalah koordinasi. Koordinasi untuk mengamankan kepentingan nasional. Untuk mengamankan kepentingan nasional, pendekatan yang dianut oleh banyak negara, termasuk Amerika Serikat, melibatkan semua instrumen kekuatan nasional. Instrumen militer saja tidak cukup, karena bagian terbesar isu keamanan tidak dapat dipecahkan dengan menggunakan instrumen militer.
Bagaimana dengan Indonesia?


1 komentar:

Anonim mengatakan...

Indonesia kan punya mandala air hehehe *gak nyambung*