All hands,
Indonesia terus meningkatkan kerjasama ekonominya dengan Cina, di mana dalam prakteknya Indonesia bagaikan tangan yang berada di bawah. Dengan kata lain, posisi Jakarta lebih inferorir ketika berhadapan dengan Beijing. Inferioritas ini patut untuk diwaspadai, karena meskipun ada slogan million friends zero enemy dari Jakarta, tetapi Beijing tidak mengenal ---apalagi menganut slogan tersebut.
Mengapa harus waspada? Cina hingga kini terus bersikap asertif dalam klaimnya terhadap Laut Cina Selatan, termasuk ZEE Indonesia. Sejak Oktober 2010 Cina dengan lantang meminta agar militer Amerika Serikat tidak berada di perairan dekat wilayahnya, sebab perairan itu diklaim sebagai eksklusif miliknya. Soal apa dasar hukum klaim Cina itu, nyaris tidak ada kecuali warisan nenek moyang zaman dahulu.
Masalah klaim Cina atas ZEE Indonesia hendaknya tidak disembunyikan di bawah karpet, agar terlihat hubungan kedua negara kokoh, erat dan mesra. Jakarta hendaknya membatasi diri dalam kerjasama ekonomi dengan Beijing, artinya jangan atas nama mengejar investasi dan mensukseskan perdagangan bebas, maka semuanya diobral kepada Beijing. Singkatnya, Indonesia jangan pernah bersikap appeasement terhadap Cina di bidang ekonomi.
Kenapa demikian? Dikhawatirkan, suatu saat nanti Indonesia tidak berani bersikap keras terhadap Cina menyangkut ZEE Indonesia di Laut Cina Selatan. Jangan sampai kebijakan menyandera diri dengan isu TKI ketika berurusan dengan Negeri Tukang Klaim diulangi pula dalam kasus ZEE Indonesia. Sangat bertentangan dengan kepentingan nasional bila Indonesia secara sadar menyandera dirinya melalui ketergantungan akan arus barang, jasa dan modal kepada Cina yang nantinya akan melemahkan Indonesia dalam isu Laut Cina Selatan.
Harap diingat, Tokyo telah menjadi korban dari ketergantungannya akan material langka dari Cina dalam pengembangan industri elektronikanya. Ketergantungan itu dimainkan dengan cerdas oleh Beijing ketika Jepang menangkap nelayan Cina yang melakukan intrusi di Kepulauan Senkaku yang diklaim oleh Tokyo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar