All hands,
Sebentar lagi mentari 2010 akan tenggelam dan digantikan oleh fajar 2011. Ketika fajar 2011 merekah di ufuk cakrawala, di saat itu pulalah tongkat kepemimpinan ASEAN resmi dipegang oleh Indonesia. Terkait dengan soal itu, hal krusial yang dihadapi Indonesia dalam kepemimpinan ASEAN adalah agenda apa yang diusung oleh Indonesia dan apakah agenda itu mengacu pada kepentingan nasional.
Sebagai contoh adalah tentang focal point di ADMM+. Harus dipertimbangkan dengan cermat kepentingan nasional Indonesia dalam hal itu. Apakah benar urusan perdamaian dunia prioritasnya lebih tinggi daripada menjaga keutuhan tanah tumpah darah Indonesia? Kalau urusan menjaga tumpah darah adalah harga mati (meminjam istilah yang sering digunakan oleh matra lain), maka isu keamanan maritim harusnya lebih diprioritaskan daripada isu pemeliharaan perdamaian. Sebab isu keamanan maritim terkait langsung dengan tanah tumpah darah Indonesia yang dua pertiganya adalah lautan.
Diperlukan kearifan untuk menentukan prioritas Indonesia dalam kerjasama ADMM+. Kearifan tersebut harus mengacu pada kepentingan nasional. Bila tidak, secara tidak langsung bangsa Indonesia mempersilakan negera-negara lain untuk mengurus keamanan maritim di wilayah Indonesia. Apakah hal demikian selaras dengan kepentingan nasional Indonesia? Bukan hal yang lucu bila Indonesia sibuk mengurus perdamaian di negeri orang, sementara urusan keamanan di wilayahnya sendiri justru diurus oleh orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar