All hands,
Pada Desember 2010 dijadwalkan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy akan berkunjung ke India. Kunjungan pemimpin Prancis tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kerjasama kedua negara, antara lain dalam bidang keamanan dan nuklir. Sebagai rangkaian dari kunjungan Sarkozy, Prancis menyebarkan pula kapal induk Charles De Gaulle ke Samudera India untuk melaksanakan latihan bersama kedua negara.
Upaya peningkatan kerjasama India-Prancis di Samudera India adalah dinamika baru di perairan strategis itu. Sebab hal itu merupakan cerminan aspirasi kedua negara, di mana India ingin menjadi penguasa perairan itu. Sementara Prancis ingin memperluas pengaruhnya ke Samudera India dan tidak terbatas pada Samudera India di pantai timur Afrika. Guna memperluas pengaruhnya ke Samudera India, tidak heran kalau Paris dalam dekade ini begitu intensif menawarkan produk militernya kepada New Delhi, misalnya penjualan dalam bentuk lisensi kapal selam Scorpene dan upaya memenangkan tender pesawat tempur India lewat penawaran pesawat tempur Rafale.
Keberhasilan peningkatan kerjasama India-Prancis di Samudera India ditentukan pula oleh Amerika Serikat. Seperti diketahui, Paris merupakan kekuatan Eropa yang tidak selalu sejalan dengan Washington sejak era Presiden Charles De Gaulle, walaupun menurut Washington mereka telah berkorban jiwa dan raga demi membebaskan Prancis dari cengkeram Nazi Jerman dalam Perang Dunia Kedua. Washington yang juga merasa penguasa Samudera India tentu saja tidak akan membiarkan begitu saja perluasan pengaruh Prancis di India, terlebih lagi Amerika Serikat sedang giat untuk memasarkan berbagai sistem senjata buatannya kepada India.
Pertanyaannya, seberapa besar peluang yang dapat dimanfaatkan Indonesia dengan dinamika seperti itu di Samudera India?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar