All hands,
Dalam pendidikan penerbang Angkatan Laut negeri ini, ada dua sumber masukan. Pertama adalah sumber perwira pertama Angkatan Laut lulusan Akademi Angkatan Laut yang dididik di Senerbal Juanda untuk menjadi penerbang. Kedua, jalur PSDP TNI yang berasal dari lulusan SMA dan dididik oleh Angkatan Udara di Yogyakarta. Terdapat kesamaan awal antara kedua jalur tersebut, yaitu sama-sama berangkat dari nol dalam hal mengendalikan pesawat terbang.
Ada satu hal penting yang hendaknya dicermati dalam menyiapkan penerbang Angkatan Laut, yaitu kemampuan pesawat latih. Pesawat latih yang digunakan hendaknya pesawat yang mempunyai kemampuan aerobatik, sebab kemampuan itu akan melatih sejak dini para penerbang kesiapsiagaan dan reflek menghadapi kondisi dalam penerbangan yang tiba-tiba berubah, misalnya ada bumpy, cross wind, down wind dan lain sebagainya. Untuk menghadapi situasi tersebut, selain diperlukan ketenangan juga dibutuhkan daya reflek para penerbang guna merespon situasi ekstrem untuk kembali menstabilkan posisi pesawat.
Kemampuan seperti itu hanya bisa didapatkan dengan menggunakan pesawat latih berkemampuan aerobatik. Latihan aerobatik bukan semata soal berguling-guling di udara dengan berbagai macam formasi seperti inverted, bomb burst, lazy eight dan lain sebagainya, tetapi juga untuk melatih kemampuan reflek para penerbangan menghadapi situasi ekstrem ketika mereka sudah bertugas.Di situlah pentingnya pesawat latih Angkatan Laut ke depan harus merupakan pesawat yang menyandang kemampuan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar