All hands,
Dalam perkembangan terkini, Amerika Serikat bersama Jepang telah melemparkan gagasan patroli gabungan di Laut Cina Selatan. Tujuan dari patroli ini secara resmi adalah untuk mencegah sengketa di sana. Sedangkan tujuan tidak resmi tak bukan dan tidak lain adalah untuk menangkal Cina yang semakin asertif di perairan strategis tersebut.
Gagasan patroli gabungan di Laut Cina Selatan sekarang sudah mulai dipasarkan ke negara-negara di kawasan yang "berhadapan" dengan Cina. Termasuk Indonesia dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya, yang sudah pasti tidak melewatkan pula Singapura. Di samping itu, sekutu baru Washington di Samudera India yaitu India telah pula dilemparkan dengan penawaran patroli bersama.
Pertanyaannya, bagaimana respon negara-negara kawasan? Singapura pasti antusias, sebab sudah lama negara itu ingin masuk ke Laut Cina Selatan. Sikap Negeri Tukang Klaim belum diketahui secara pasti. Adapun sikap Indonesia juga belum diketahui, meskipun untuk terlibat langsung kemungkinannya kecil. Namun di sisi lain sulit pula bagi Jakarta untuk tidak bersikap terhadap tekanan Washington atas ide itu, misalnya dengan meningkatkan kehadiran kapal perangnya di Laut Natuna dan ZEE Indonesia di Laut Cina Selatan.
Peningkatan kehadiran kapal perang di sana merupakan pilihan yang realistis dan sekaligus menyelamatkan Jakarta dari tekanan Washington. Pilihan itu juga memberikan keuntungan kepada Indonesia, yaitu agar Cina tidak sewenang-wenang bertindak di ZEE Indonesia. Bahwa pilihan tersebut secara tidak langsung juga berdampak positif terhadap Amerika Serikat, hal itu tak bisa dihindari juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar