All hands,
Amerika Serikat beberapa waktu terakhir gencar menawarkan sistem senjata surplus kepada Indonesia. Semua sistem senjata itu termasuk dalam kategori EDA. Sambutan beberapa pihak di Indonesia atas tawaran itu beragam, ada yang pro namun tak sedikit pula yang kontra. Bagi pihak yang kontra, mereka mempertanyakan niat tulus Washington untuk membantu Jakarta dalam memperkuat pertahanannya.
Terkait soal itu, perlu dicermati kembali mengapa Washington menawarkan sistem senjata surplus alias sistem senjata bekas kepada Jakarta. Bisa jadi, tawaran itu disebabkan oleh sikap Indonesia yang tidak sepenuhnya pro kepadanya. Sudah menjadi rahasia umum bahwa sikap Jakarta terhadap Washington senantiasa setengah hati, sehingga Washington pun bersikap setengah hati pula terhadap Jakarta.
Sebagai perbandingan, Singapura senantiasa mendapat sistem senjata terbaru dari Washington. Begitu pula beberapa negara lain di Asia Pasifik, misalnya India, Australia dan Korea Selatan. Semua itu tidak lepas dari sikap mereka yang tidak setengah hati terhadap Amerika Serikat.
Lalu bagaimana solusi bagi Indonesia terhadap isu ini? Kalau memang Jakarta sulit untuk bersikap pro kepada Washington secara terus menerus dan konsisten, Jakarta harus bersikap konsisten pula untuk tidak bergantung pada pasokan sistem senjata dari Washington. Sebaliknya, Jakarta harus bersikap konsisten terhadap sistem senjata buatan negara lain dan tahan terhadap godaan dari Washington. Yang menjadi masalah, ada pihak-pihak di Jakarta yang tidak tahan terhadap godaan dari Washington tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar