All hands,
Dalam perkembangan lingkungan strategis, dikenal istilah BRIC untuk sejumlah negara-negara yang tengah menanjak ekonominya menjadi pemain utama dunia. BRIC tak bukan dan tidak lain kependekan dari Brasil, Rusia, India dan China. Keempat negara itu diprediksi oleh berbagai pihak di dunia akan menjadi kekuatan ekonomi baru dalam dekade mendatang.
Indonesia pun tidak dapat dibantah mempunyai ambisi itu, sehingga sempat muncul wacana BRIIC di mana I kedua adalah Indonesia. Sayang wacana dari pejabat Indonesia tersebut dibantah oleh beberapa kalangan berkompeten dari negara-negara maju, salah satu alasannya karena infrastruktur Indonesia masih menjadi handicap untuk bergabung dengan empat negara berkembang lainnya. Selain soal infrastruktur, tentu ada sejumlah masalah lain yang membuat daya saing ekonomi Indonesia masih belum dapat diandalkan.
Sebenarnya ada alasan lain mengapa saat ini Jakarta belum pantas bergabung BRIC, yaitu karena kekuatan Angkatan Lautnya masih sulit berkembang. Negara-negara BRIC kini telah mempunyai Angkatan Laut yang minimal berskala regional, bahkan hampir semuanya berambisi menjadi kekuatan global. Modernisasi kekuatan laut negara-negara BRIC terus berjalan, misalnya Brazil yang tengah membangun kapal selam nuklir pertamanya bekerjasama dengan galangan DCNS Prancis.
Situasi itu menunjukkan bahwa negara-negara BRIC bukan cuma hebat di bidang ekonomi, tetapi juga perkasa di bidang militer, khususnya Angkatan Laut. Sementara mimpi yang dikembangkan di Indonesia adalah hebat di bidang ekonomi tanpa harus didukung oleh Angkatan Laut yang hebat pula. Kalau mengacu ke sejarah dunia, tidak ada kekuatan dunia yang pernah lahir berjaya secara regional dan global tanpa didukung oleh Angkatan Laut yang kuat. Sebab salah satu tugas Angkatan Laut adalah melindungi kepentingan ekonomi negaranya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar