13 November 2010

Memahami Kemitraan Komprehensif Indonesia-Amerika Serikat

All hands,
Kunjungan Presiden Barack Obama 9-10 November 2010 ke Jakarta telah menghasilkan kesepakatan Kemitraan Komprehensif antara Indonesia-Amerika Serikat. Satu di antara bidang kerjasama dalam kemitraan itu adalah keamanan dan kawasan. Terdapat tiga agenda utama dalam bidang itu, yaitu aksesi Amerika Serikat dalam KTT Asia Timur, Defense Framework Agreement dan kerjasama keamanan. Isu DFA yang ditandatangani di Washington pada 10 Juni 2010 lalu ada 10 butir, yaitu keamanan maritim, PKO, HADR, industri pertahanan, Universitas Pertahanan, Kopassus, Laut Cina Selatan, counterterrorism, intelligence matters dan Afghanistan. Adapun kerjasama keamanan difokuskan pada counterterrorism, keamanan maritim, PKO, natural disaster relief dan humanitarian assistance.
Tidak sulit dibantah bahwa sebagian besar materi kerjasama keamanan dan kawasan kedua negara sesungguhnya mengacu pada kepentingan nasional Amerika Serikat. Kalau kurang yakin, silakan periksa Strategi Keamanan Nasional Amerika Serikat 2010. Soal Indonesia dalam dokumen itu dibahas pada halaman 44. Menurut dokumen itu, Indonesia adalah mitra penting di kawasan bagi isu kawasan dan lintas negara, seperti perubahan iklim, counterterrorism, keamanan maritim, pemeliharaan perdamaian dan disaster relief. Jadi sangat jelas bahwa apa yang tercantum dalam dokumen Strategi Keamanan Nasional Amerika Serikat 2010 sangat mewarnai agenda kemitraan komprehensif Indonesia-Amerika Serikat di bidang keamanan dan kawasan.
Lalu bagaimana agar Indonesia bisa meraih keuntungan dari kemitraan tersebut? Jawabannya sederhana, yaitu mau berpikir cerdas. Caranya, tumpangkanlah kepentingan nasional Indonesia yang selaras dengan kepentingan nasional Amerika Serikat. Isu yang bisa ditumpangkan misalnya keamanan maritim, PKO, HADR/natural disaster relief, counterterrorism dan Laut Cina Selatan. Menumpangkan kepentingan nasional itu otomatis sudah siap untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya dari kemitraan itu. Cara cerdas ini telah diadopsi oleh India dan Pakistan ketika berhadapan dengan Amerika Serikat.

Tidak ada komentar: