All hands,
Pembangunan kekuatan Angkatan Laut negara-negara di dunia biasanya mengacu pada satu benchmark. Tidak sedikit negara yang Angkatan Lautnya menjadikan Angkatan Laut Amerika Serikat sebagai benchmark, tetapi banyak pula yang menjadikan Angkatan Laut Eropa seperti Inggris sebagai acuan. Korea Selatan, Jepang dan Australia merupakan negara yang Angkatan Lautnya mengacu pada Amerika Serikat, sedangkan beberapa negara eks jajahan Inggris menjadikan Royal Navy sebagai benchmark.
Pertanyaannya, apa benchmark Angkatan Laut Indonesia? Sampai akhir 1950-an, benchmark Angkatan Laut negeri ini adalah Belanda, karena Belanda yang memberikan asistensi teknis dan pendidikan perwira kepada Angkatan Laut Indonesia pasca 27 Desember 1949. Seiring dengan menguatnya perasaan anti Belanda pada akhir 1950-an, benchmark kekuatan laut negeri ini banyak dipengaruhi oleh Amerika Serikat pada awal 1960-an meskipun sebagian besar sistem senjatanya buatan Uni Soviet. Setelah mengalami kemunduran pada akhir 1960-an hingga akhir 1970-an, pada 1980-an kekuatan laut Indonesia kembali pulih dengan benchmark yang nampaknya masih dipengaruhi oleh Amerika Serikat.
Hal itu bisa dilihat dari pemikiran-pemikiran strategis seperti forward presence yang saat itu diterjemahkan dengan kemampuan untuk hadir di ZEE. Praktik pemikiran-pemikiran strategis pada masa itu banyak mengadopsi dari Newport, yaitu lokasi U.S. Naval War College. Kondisi demikian sebenarnya tidak mengherankan karena cukup banyak perwira lulusan Newport yang menjadi pemikir dan sekaligus menduduki posisi flag officer.
Dalam kondisi kekinian dengan segenap ancaman, tantangan dan sekaligus peluang dan keterbatasan yang dihadapi oleh kekuatan laut Indonesia, apakah masih tepat pembangunan Angkatan Laut mengacu pada satu benchmark ataukah mengembangkan benchmark tersendiri? Menurut hemat saya, kalau masih ingin menjadikan Angkatan Laut sebagai benchmark mungkin perlu dipertimbangkan soal Royal Navy. Alasannya sederhana, Royal Navy adalah Angkatan Laut kekuatan menengah, berbeda dengan U.S. Navy yang merupakan Angkatan Laut kekuatan adidaya.
Sedangkan apabila ingin mengembangkan benchmark sendiri, Angkatan Laut Indonesia perlu mengenali diri dan lingkungannya secara seksama. Dari pengenalan itu, diharapkan bisa dirumuskan formula untuk menciptakan benchmark sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar