All hands,
India kini bersaing dengan Cina dalam perebutan pengaruh geopolitik di kawasan Asia Tenggara. Perebutan pengaruh tersebut menggunakan berbagai instrumen, seperti politik, ekonomi dan militer. Dalam perebutan pengaruh tersebut, nampak jelas bahwa India kalah bersaing dengan Cina. Ada beberapa alasan soal kekalahan India itu.
Pertama, politik. Dari aspek politik, India kalah agresif dalam merangkul negara-negara Asia Tenggara, baik secara bilateral maupun multilateral ASEAN. Cina jauh lebih agresif dalam merangkul negara-negara Asia Tenggara, meskipun Beijing sebenarnya memiliki beberapa masalah teritorial dengan beberapa ibukota Asia Tenggara. Agresivitas Cina bisa dilihat dari kunjungan intensif pada pejabat Cina ke Asia Tenggara, selain kerjasama politik yang telah disepakati.
Kedua, ekonomi. Cina mempunyai perjanjian perdagangan bebas dengan ASEAN yang dikenal sebagai ACFTA. Beijing merupakan pula salah satu investor utama di Asia Tenggara dalam berbagai bidang. Sebaliknya, India belum memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan ASEAN. Begitu pula ekspansi bisnis India ke Asia Tenggara agresivitas dan ekspansinya sangat kurang dibandingkan dengan Cina.
Ketiga, militer. Cina sejak beberapa tahun lalu meningkatkan interaksi militernya dengan militer Asia Tenggara. Bentuk interaksi hingga kini berupa penjualan sistem senjata, selain pertemuan rutin antar para pejabat militer Cina dan mitranya di Asia Tenggara. Keunggulan India dibandingkan Cina hanya sebatas adanya latihan militer bersama, termasuk latihan Angkatan Laut, dengan Angkatan Bersenjata di kawasan ini. Kini Beijing tengah merintas ke arah penggelaran latihan bersama dengan militer Asia Tenggara, sementara New Delhi kurang agresif memasarkan produk sistem senjatanya ke negara-negara di kawasan.
Dari ketiga instrumen sangat jelas betapa pengaruh geopolitik Cina dapat dilihat dan dirasakan di Asia Tenggara dibandingkan India. Pertanyaannya adalah apa kebijakan India merespon ketertinggalan tersebut?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar