10 Februari 2011

Paradigma Organisasi Gabungan TNI

All hands,
Operasi gabungan merupakan tuntutan masa kini dan masa depan yang tak bisa dihindari oleh Angkatan Bersenjata manapun. Sifat gabungan sekarang merupakan tuntutan kultural pada organisasi militer negara manapun. Untuk bisa menuju ke operasi gabungan, tentunya harus didukung oleh sifat organisasi dan manajerial yang gabungan pula. Inilah yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah Indonesia untuk membenahi organisasi militernya.
Belum terlambat bagi militer Indonesia untuk mentransformasikan dirinya menjadi organisasi gabungan. Sebagai organisasi gabungan, dibutuhkan pola pikir dan pola tindak yang bersifat gabungan pula. Sifat gabungan masa kini tidak lagi terbatas pada aspek operasional seperti operasi tempur, namun menyentuh pula aspek organisasi. Aspek yang terakhir inilah yang hingga sekarang belum tersentuh.
Misalnya untuk pasukan khusus, sudah saatnya militer Indonesia mempunyai organisasi semacam Joint Special Operation Command. JSOCOM membawahi unit-unit pasukan khusus pada ketiga matra yang ada. JSOCOM merupakan organisasi operasional dan tidak terlibat pada unsur pembinaan. Kewenangan pembinaan tetap terletak pada tiap-tiap Kepala Staf matra.
Dengan adanya JSOCOM, penggelaran kekuatan untuk melaksanakan operasi gabungan lebih mudah daripada saat ini. Staf Operasi tinggal mengatur di mana dan kapan pasukan akan melaksanakan operasi dan bagaimana dukungan administrasi dan logistiknya, sementara badan intelijen milik militer tidak perlu lagi terlalu banyak berkutat dengan pasukan ini. Kalaupun badan intelijen itu membutuhkan perkuatan personel, dapat langsung memintanya ke JSOCOM.
Adanya JSOCOM akan memberikan keuntungan pula pada penyiapan unsur-unsur operasional dengan bekerjasama dengan "pemilik" masing-masing pasukan khusus. Secara politik, pengorganisasian pasukan khusus dalam suatu organisasi gabungan akan memberikan pesan tersendiri bagi negara-negara di sekitar Indonesia.

Tidak ada komentar: