15 September 2008

Blokade Selat

All hands,
Indonesia mempunyai empat dari sembilan chokepoints vital dunia, yaitu Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Lombok dan Selat Ombai-Wetar. Artinya Indonesia bisa tentukan harga minyak dan komoditas dunia lainnya, apakah mau kita naikkan atau turunkan. Kalau orang lain mainkan harga itu di pasar bursa, kita mainkan itu dengan blokade salah satu chokepoints itu.
Cuma masalahnya apakah pemimpin Indonesia sekarang berani tutup salah satu selat selama beberapa hari saja? Cukup pakai alasan ada latihan perang Angkatan Laut. Di masa lalu pemimpin kita berani lakukan itu, Selat Sunda dan Selat Lombok ditutup.
Memang menutup selat-selat itu ada implikasi politiknya, karena dianggap mengganggu freedom of navigation. Itu yang harus kita perhitungkan dengan matang sebelum ambil keputusan tutup selat-selat itu. Yang perlu blokade Selat Malaka, cukup Selat Sunda atau Selat Lombok saja.
Kapan kita tutup selat itu? Kalau ada negara-negara tertentu yang tekan kita, baik secara politik, ekonomi dan militer. Entah itu Australia, Cina, Jepang. Untuk melakukan itu, selain dibutuhkan keberanian pemimpin nasional, juga dibutuhkan diplomat yang mampu mengamankan kebijakan pemerintah Indonesia. Bukan diplomat yang kerjanya senangkan negara-negara lain.
Ide menutup selat memang gagasan nakal karena bisa timbul instabilitas. Tapi itu sekali-kali harus kita mainkan, biar orang lain nggak macam-macam sama Indonesia.

Tidak ada komentar: