18 September 2008

Tugas Kapal Buru Ranjau Singapura

All hands,
Singapura sebagai negara yang hidupnya tergantung pada keselamatan dan keamanan navigasi di Selat Singapura dan Selat Malaka sangat takut dengan ancaman peranjauan. Kalau salah satu bagian di Selat Malaka dan Selat Singapura di ranjau, katakanlah One Fathom Bank, Singapura akan mengalami kerugian yang sangat besar. Baik secara ekonomi, apalagi politik.
Oleh karena itu, kapal-kapal buru ranjau Angkatan Laut Singapura yang terdiri dari empat kapal kelas Landsort selalu aktif berpatroli setiap hari di alur-alur keluar masuk perairan Singapura. Patrolinya apalagi lagi kalau bukan untuk buru ranjau. Jadi eksistensi kapal ranjau di Angkatan Laut Singapura alias RSN bukan saja berguna pada masa konflik, tapi juga di masa damai. Hal itu nggak lepas dari karakteristik negeri itu yang hidup matinya dari jasa, termasuk jasa maritim.
Hal itu berbeda dengan Indonesia. Kapal buru ranjau kita tidak berperan langsung untuk menunjang kelancaran ekonomi melalui pengamanan alur keluar masuk pelabuhan. Pelabuhan Indonesia ratusan, kalau yang besar sih cuma beberapa. Kapal buru ranjau kita memang lebih disiapkan untuk beroperasi pada masa konflik daripada masa damai.
Tapi itu mungkin bagus, daripada kapal itu dipakai buat patroli keamanan laut. Kita sering salah kaprah, fungsi asasi kapal perang kita langgar hanya untuk kepentingan patroli kamla. Jangankan kapal ranjau, kadang LST aja masih dipakai buat kamla.

Tidak ada komentar: