16 September 2008

Offshore Defense AL Cina

All hands,
PLA-Navy alias Angkatan Laut Cina mempunyai strategi operasi yang disebut Active Defense. Komponen dari active defense bagi Angkatan Laut disebut sebagai offshore defense. Apa itu offshore defense?
Wacana offshore defense di militer Cina berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Sebelum 1980-an, offshore defense artinya pertahanan sampai sejauh 200 mil laut dari pantai Cina. Kemudian keluar arahan dari Deng Xiaoping bahwa offshore defense termasuk wilayah Laut Kuning, Laut Cina Timur, Laut Cina Selatan, Kepulauan Spratly, laut di dalam dan di luar Taiwan dan Kepulauan Ryukyu dan kawasan laut di Samudera Pasifik bagian utara.
Kemudian pada 1997 pemimpin Cina Jiang Zemin memberikan arahan lagi, yaitu PLA Navy should focus on raising its offshore comprehensive combat capabilities within the first island chain, should increase nuclear and conventional deterrence and counterattack capabilities, and should gradually develop combat capabilities for instant ocean defense.
Dengan offshore defense, lalu sejauh mana PLA Navy akan beroperasi? Menurut publikasi Angkatan Laut Cina…as far as the PLA Navy’s capabilities will allow it to operate task forces out at sea with the requisite amount of support and security.
Di dalam arahan Jiang Zemin, terselip istilah the first island chain. Apa itu? The first island chain adalah istilah untuk menjelaskan garis yang melewati Kepulauan Kuril, Jepang, Kepulauan Ryukyu, Taiwan, Filipina dan Indonesia (dari Pulau Kalimantan hingga Pulau Natuna Besar).
Selain itu, ada pula the second island chain yang memanjang utara-selatan dari Kepulauan Kuriles melalui Jepang, Kepulauan Bonin, Kepulauan Marianas, Kepulauan Carolines dan Indonesia (di atas Irian).
Memperhatikan konsep offshore defense Angkatan Laut Cina, wilayah Indonesia jelas masuk di situ. Pesan buat Indonesia singkat dan sederhana, negeri ini harus bersiap menerima implikasinya. Cina sedang membangun Angkatan Laut yang berstatus blue water navy.

Tidak ada komentar: