All hands,
Pada 9 September 2008, Perdana Menteri Australia Kevin Rudd memberikan pidato pada RSL National Congress di Townsville, Australia. RSL itu Returned and Services League, organisasi veteran Australia. Ada hal yang kita di Indonesia, khususnya di AL, yang harus garisbawahi dari kegiatan Rudd. Dalam pidatonya, Rudd antara lain menyatakan bahwa we need an enhanced naval capability that can protect our sea lanes of communication and support our land forces as they deploy.
Kemudian setelah menyampaikan pidato, Rudd menggelar wawancara dengan wartawan. Yang menarik dari wawancara itu adalah penekanan Rudd pada kemampuan Royal Australian Navy untuk amankan SLOC Australia. Bahkan boleh dikatakan 70 persen isi wawancara itu soal pembangunan kekuatan laut Australia. Baik itu aspek operasional maupun aspek personel.
Aspek personel sedang menjadi bahan perdebatan di Australia, antara lain karena enam kapal selam kelas Collins mengalami kekurangan pengawak. Sebagian kalangan melihat masalah personel merupakan salah satu masalah yang menghadang ambisi Rudd untuk membangun kekuatan laut Australia sebagai respon terhadap pembangunan kekuatan militer di Asia Pasifik.
Dari pidato dan wawancara Rudd di RSL National Congress, pesan buat Indonesia jelas. Australia tidak akan ragu menggunakan kekuatan kinetik untuk mengamankan SLOC dia yang berada di wilayah perairan Indonesia. Lalu bagaimana sikap kita? Apa yang akan kita lakukan untuk menghadapi skenario itu?
Pada 9 September 2008, Perdana Menteri Australia Kevin Rudd memberikan pidato pada RSL National Congress di Townsville, Australia. RSL itu Returned and Services League, organisasi veteran Australia. Ada hal yang kita di Indonesia, khususnya di AL, yang harus garisbawahi dari kegiatan Rudd. Dalam pidatonya, Rudd antara lain menyatakan bahwa we need an enhanced naval capability that can protect our sea lanes of communication and support our land forces as they deploy.
Kemudian setelah menyampaikan pidato, Rudd menggelar wawancara dengan wartawan. Yang menarik dari wawancara itu adalah penekanan Rudd pada kemampuan Royal Australian Navy untuk amankan SLOC Australia. Bahkan boleh dikatakan 70 persen isi wawancara itu soal pembangunan kekuatan laut Australia. Baik itu aspek operasional maupun aspek personel.
Aspek personel sedang menjadi bahan perdebatan di Australia, antara lain karena enam kapal selam kelas Collins mengalami kekurangan pengawak. Sebagian kalangan melihat masalah personel merupakan salah satu masalah yang menghadang ambisi Rudd untuk membangun kekuatan laut Australia sebagai respon terhadap pembangunan kekuatan militer di Asia Pasifik.
Dari pidato dan wawancara Rudd di RSL National Congress, pesan buat Indonesia jelas. Australia tidak akan ragu menggunakan kekuatan kinetik untuk mengamankan SLOC dia yang berada di wilayah perairan Indonesia. Lalu bagaimana sikap kita? Apa yang akan kita lakukan untuk menghadapi skenario itu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar