All hands,
Selain kapal induk, ambisi AL India lainnya adalah mempunyai kapal selam nuklir. Menurut rencana pembangunan kekuatan laut India, pada tahun 2009 AL India akan dilengkapi dengan kapal selam nuklir kelas Akula. Kapal selam Akula adalah kapal selam nuklir Rusia. Oleh India, kapal selam ini dibangun di galangan Magazon Dockyard Limited, Mumbai dan dipersenjatai dengan rudal nuklir balistik.
Menarik untuk mendiskusikan soal operasional kapal selam nuklir. Kalau suatu negara mengoperasikan kapal selam diesel elektrik alias kapal selam konvensional, dapat dipastikan bahwa daya jelajahnya tidak akan jauh dari wilayah negara bersangkutan. Entah itu coastal submarine maupun ocean going submarine.
Contoh coastal submarine adalah kelas U-206 buatan Jerman yang pada 1996-1997 pernah hampir dibeli oleh Indonesia. Kalau saja saat itu tidak ada krisis ekonomi, kapal selam itu sudah dioperasikan oleh Indonesia. Adapun ocean going submarine itu seperti kelas Kilo, U-209, Scorpene dan lain-lain. Kapal selam yang ada dalam armada AL kita termasuk ocean going.
India selama ini mengoperasikan kapal selam ocean going, yaitu Kilo dan akan disusun oleh Scorpene pada 2012. Dengan kapal selam itu, wilayah operasinya Samudera India dan sekitarnya. Lalu bagaimana dengan ambisi kapal selam nuklirnya?
Hal itu memperlihatkan bahwa India sangat berambisi untuk menyebarkan kekuatan lautnya hingga di Laut Cina Selatan dan Samudera Pasifik sekitar kawasan Asia Timur. Kalau cuma kepentingan India sebatas Samudera India, dia nggak perlu bikin dalam rencana pembangunan kekuatannya untuk pengadaan kapal selam nuklir. Cukup dengan kapal selam diesel elektrik seperti yang ada saat ini.
Dengan mempunyai kapal selam nuklir, AL India dapat menyebarkan kekuatannya jauh dari wilayah India. Ke Samudera Pasifik pantai timur Amerika dan Samudera Atlantik pun bisa. Yang penting dukungan logistik basah, cair dan kering untuk awak kapal mencukupi. Kalau soal bahan bakar, dia nggak pusing karena reaktor nuklirnya bisa dipakai terus menerus selama tiga tahun non stop.
Kalau ditanya bagaimana implikasinya terhadap Indonesia, jawaban saya sama dengan tulisan sebelumnya soal ambisi kapal induk India.
Selain kapal induk, ambisi AL India lainnya adalah mempunyai kapal selam nuklir. Menurut rencana pembangunan kekuatan laut India, pada tahun 2009 AL India akan dilengkapi dengan kapal selam nuklir kelas Akula. Kapal selam Akula adalah kapal selam nuklir Rusia. Oleh India, kapal selam ini dibangun di galangan Magazon Dockyard Limited, Mumbai dan dipersenjatai dengan rudal nuklir balistik.
Menarik untuk mendiskusikan soal operasional kapal selam nuklir. Kalau suatu negara mengoperasikan kapal selam diesel elektrik alias kapal selam konvensional, dapat dipastikan bahwa daya jelajahnya tidak akan jauh dari wilayah negara bersangkutan. Entah itu coastal submarine maupun ocean going submarine.
Contoh coastal submarine adalah kelas U-206 buatan Jerman yang pada 1996-1997 pernah hampir dibeli oleh Indonesia. Kalau saja saat itu tidak ada krisis ekonomi, kapal selam itu sudah dioperasikan oleh Indonesia. Adapun ocean going submarine itu seperti kelas Kilo, U-209, Scorpene dan lain-lain. Kapal selam yang ada dalam armada AL kita termasuk ocean going.
India selama ini mengoperasikan kapal selam ocean going, yaitu Kilo dan akan disusun oleh Scorpene pada 2012. Dengan kapal selam itu, wilayah operasinya Samudera India dan sekitarnya. Lalu bagaimana dengan ambisi kapal selam nuklirnya?
Hal itu memperlihatkan bahwa India sangat berambisi untuk menyebarkan kekuatan lautnya hingga di Laut Cina Selatan dan Samudera Pasifik sekitar kawasan Asia Timur. Kalau cuma kepentingan India sebatas Samudera India, dia nggak perlu bikin dalam rencana pembangunan kekuatannya untuk pengadaan kapal selam nuklir. Cukup dengan kapal selam diesel elektrik seperti yang ada saat ini.
Dengan mempunyai kapal selam nuklir, AL India dapat menyebarkan kekuatannya jauh dari wilayah India. Ke Samudera Pasifik pantai timur Amerika dan Samudera Atlantik pun bisa. Yang penting dukungan logistik basah, cair dan kering untuk awak kapal mencukupi. Kalau soal bahan bakar, dia nggak pusing karena reaktor nuklirnya bisa dipakai terus menerus selama tiga tahun non stop.
Kalau ditanya bagaimana implikasinya terhadap Indonesia, jawaban saya sama dengan tulisan sebelumnya soal ambisi kapal induk India.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar