05 Desember 2010

Angkatan Laut Di Negara Kepulauan: A Lone Sailor?

All hands,
Sulit untuk dipungkiri bahwa Indonesia adalah negeri yang penuh dengan kontradiksi. Tanahnya suburnya, tetapi sebagian rakyatnya belum menikmati kemakmuran. Lautnya jauh lebih luas daripada daratan, tetapi produk perikanan malah mengimpor dari negeri lain. Begitu pula kekuatan militernya, wilayah perairannya sebesar dua pertiga dari luas wilayah keseluruhan, namun Angkatan Lautnya belum berjaya bahkan di negeri sendiri. Pembangunan kekuatan laut selama lebih dari 45 tahun tidak berjalan dengan lancar karena kurangnya preferensi politik pemerintah sebagaimana yang diprasyaratkan dalam teori strategi maritim.
Lingkungan strategis di sekitar Indonesia terus berubah dan kini isu-isu maritim terus menjadi salah satu mainstream di kawasan. Pekerjaan rumah yang nyata di depan mata Indonesia antara lain ASC, Laut Cina Selatan, ALKI timur-barat, pembangunan kekuatan militer Cina dan proyeksi India ke kawasan Asia Tenggara. Untuk membereskan pekerjaan rumah itu, dibutuhkan instrumen militer yang kuat yaitu Angkatan Laut, sebab merupakan pekerjaan yang sia-sia bagi negeri ini bila kekuatan militernya diperkuat minus Angkatan Laut. Tidak ada negeri di dunia yang berjaya di kawasan dengan menganaktirikan Angkatan Laut.
Armada RI adalah otot dari kekuatan Angkatan Laut negeri ini. Otot tersebut seharusnya kuat, karena merupakan bagian dari instrumen kekuatan nasional. Armada RI juga merupakan salah satu aktor yang turut menjaga stabilitas keamanan di kawasan Asia Tenggara. Sayangnya, peran Armada RI dalam konteks regional selama ini justru nampaknya tidak dipandang oleh para pemegang saham republik ini.
Padahal tanpa peran Armada RI, tidak ada kekuatan militer Indonesia yang mampu menjaga perairan Indonesia dalam konteks stabilitas keamanan kawasan. Sebab laut tidak bisa diduduki meskipun suatu negeri mempunyai kekuatan darat berjuta-juta orang sekalipun. Suka atau tidak suka, stabilitas kawasan Asia Tenggara dari aspek Indonesia selama ini bertumpu pada Angkatan Laut, dalam hal ini Armada RI. Ke depan pun, peran itu akan teteap bertumpu pada Armada RI dan tidak bisa diambil oleh kekuatan militer lainnya.
Pertanyaannya, akan dibawa kemana Armada RI? Jawaban atas pertanyaan itu tergantung dari "haluan" yang diambil oleh pengambil kebijakan di negeri ini, baik eksekutif maupun legislatif, dalam pembangunan kekuatan saat ini dan beberapa tahun ke depan. Keluaran dari pembangunan kekuatan tersebut akan menentukan arah Armada RI pada periode 2020-2040. Keluaran dari itu pula yang nantinya akan "dinakhodai" oleh para perwira Angkatan Laut negeri ini yang sekarang menyandang pangkat strata pamen dan pama. Dirgahayu Armada RI...Ghora Vira Madya Jala...

1 komentar:

Prima mengatakan...

setuju sekali, semoga kedepannya negara maritim bukan hanya sekedar kata,,,tapi juga dalam tindakan dan kekuatan
salam