All hands,
Terhitung mulai 1 Januari 2011 Indonesia resmi menjadi Ketua ASEAN selama 2011. Artinya, Indonesia akan menjadi tuan rumah berbagai pertemuan ASEAN dengan beragam judul, entah itu SOM, Retreat, Summit dan lain sebagainya. Termasuk pula di dalamnya pertemuan-pertemuan di bidang politik dan keamanan, seperti ARF, AMF, ADMM, CDFM, CNSIM dan lain sebagainya. Belum lagi beberapa latihan yang digelar terkait dengan agenda ARF, seperti latihan HADR di Manado pada Maret 2011.
Situasi itu menimbulkan tantangan terhadap Indonesia. Dalam isu maritim, Jakarta dituntut untuk bertindak lebih dari sekedar urusan protokoler. Jakarta harus bisa memasukkan agendanya untuk diadopsi sebagai agenda ASEAN lewat AMF. Dengan kata lain, Jakarta harus siap dengan konsep-konsep kerjasama yang membumi dan sekaligus dapat dan berani diadu dengan gagasan-gagasan serupa dari Singapura maupun Negeri Tukang Klaim.
Untuk bisa menuju ke sana, hingga akhir Januari 2011 Jakarta belum terlambat untuk merumuskan konsepnya. Sebab pertemuan-pertemuan ASEAN secara intensif mulai ramai sejak Februari hingga sektiar Oktober 2011. Oleh karena itu, lembaga-lembaga pemerintah yang terkait dengan laut harus merapatkan barisan untuk menyusun konsep Indonesia yang akan disodorkan (baca: dipaksakan) kepada ASEAN.
Kenapa pakai istilah dipaksakan? Tak bukan dan tidak lain karena Indonesia adalah pemilik perairan terbesar di Asia Tenggara, sehingga sudah sepantasnya dan sewajarnya menjadi pemain dominan. Jakarta jangan lagi mengulangi kesalahan pada 2010 ketika dengan sukarela menyerahkan agenda keamanan maritim di ADMM+ kepada Australia dan Negeri Tukang Klaim.
Terkait dengan hal tersebut, sudah sepantasnya pula bila Angkatan Laut Indonesia menjadi leading sector dalam perumusan konsep Indonesia untuk disodorkan kepada ASEAN. Peran itu sesungguhnya dapat dimainkan oleh Angkatan Laut, asalkan mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Sebab tidak ada instansi di negeri ini yang paling paham soal domain maritim kecuali Angkatan Laut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar