26 Januari 2011

Paradigma Pengadaan Sistem Senjata

All hands,
Merupakan suatu hal yang sangat menyedihkan saat ini ketika mulai muncul paradigma baru di negeri ini soal pengadaan sistem senjata. Paradigma ini utamanya menimpa sistem senjata yang diawaki. Apa paradigma yang dimaksud?
Paradigma itu adalah pengadaan sistem senjata minus senjata. Seperti pengadaan kapal perang tanpa dipersenjatai dengan lengkap, begitu pula pesawat udara. Dalam beberapa tahun terakhir, kecenderungan paradigma ini sangat kuat. Lihat saja daftar belanja sistem senjata yang diawaki dalam 10 tahun terakhir, sebagian besar hanya platform-nya saja. Adapun senjatanya "urusan nanti kalau sudah punya uang", begitu kata para pengambil keputusan.
Paradigma demikian jelas keliru besar dan menyalahi pola pikir dan pola tindak pengambilan keputusan strategis. Kalau lingkungan strategis menunjukkan adanya ancaman potensial terhadap negeri ini ---katakanlah kasus di Laut Sulawesi dan Laut Cina Selatan---, seharusnya direspon dengan pendekatan yang benar. Pendekatan yang benar ini sebenarnya sudah diwariskan oleh generasi perencana pertahanan terdahulu yang kini sudah pensiun ---bahkan sebagian sudah tinggal nama---, tetapi sayangnya ditinggalkan hanya karena alasan anggaran.
Lalu bagaimana dengan soal penangkalan yang selama ini sangat fasih diucapkan dan diajarkan kepada para perwira militer? Masihkah yakin bahwa penangkalan akan muncul dengan sistem senjata yang tidak lengkap? Masihkah yakin bahwa ancaman nyata terhadap Indonesia hanya akan muncul ketika sistem itu sudah dipersenjatai secara lengkap dan tidak akan muncul saat sistem senjatanya minus kemampuan daya rusak?

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Setuju....
Efek deterence tidak akan serta merta timbul hanya dengan melihat jumlah platform yg ada. Tetapi lebih kepada kemampuan dan daya pukul yg dapat diberikan oleh platform tersebut kepada musuh. Indonesia tidak mempunyai budaya kamikaze yg akan menabrakkan pesawat maupun kapal yg dimiliki untuk menghancurkan kekuatan lawan.
Peperangan asimetris saat ini yg mengandalkan kekuatan non konvesional janganlah dianggap sebagai solusi untuk pertahanan.