All hands,
Bila dahulu negara sekutu penting Amerika Serikat di Asia Selatan hanya Pakistan, India pun kini telah menjadi negara sekutu penting berikutnya bagi Washington. Dahulu Islamabad ditabalkan sebagai sekutu penting guna mendongkel Moskow dari Kabul, kini Pakistan dinobatkan sebagai sekutu penting kembali untuk menghancurkan kelompok Al Qaida dan Taliban di Afghanistan. Adapun New Delhi digandeng erat oleh Washington guna menghadapi kebangkitan militer Beijing.
Sejak 1947, India dan Pakistan dilanda perpecahan dan perang karena isu agama. Kedua bangsa yang sebenarnya satu tanah air hingga sekarang masih terus bermusuhan. Isu Kashmir menjadi isu yang belum terselesaikan antar dua negeri itu, kemudian disusul lagi dengan isu terorisme di mana New Delhi menuduh Islamabad mendukung serangan-serangan terorisme terhadap sasaran-sasaran penting dan strategis di India, seperti gedung parlemen dan teror di Bombay pada 26 November 2008. Kedua seteru ini berebutan pengaruh pula di Afghanistan, yang mana karena alasan sempitnya wilayah Pakistan, maka Islamabad menerapkan konsep in depth defense dengan Afghanistan sebagai perimeter terluar pertahanan Pakistan.
Amerika Serikat kini menghadapi dua ancaman sekaligus, yaitu terorisme dan kebangkitan militer Cina. Untuk isu terorisme, Washington sangat membutuhkan bantuan dari Islamabad guna memerangi kelompok Al Qaida dan Taliban di Afghanistan maupun yang berlindung di Pakistan. Sedangkan guna menghadapi kebangkitan militer Cina, bantuan New Delhi sangat diperlukan oleh Washington.
Karena masih terus membaranya permusuhan antara India dan Pakistan, Amerika Serikat mencoba mencari jalan tengah bagi kedua sekutu pentingnya di Asia Selatan tersebut. Washington berupaya pula merangkul New Delhi dan Islamabad agar mau bekerja sama sesuai agenda kepentingannya. Sebagai balasan, kucuran finansial dan bantuan sistem senjata mengalir deras dari Washington kepada kedua ibukota. Hanya saja, kalau dicermati ada diskriminasi perlakuan Amerika Serikat terhadap India dan Pakistan.
Sebagai contoh dalam soal pesawat intai maritim. Guna memperkuat kemampuan peperangan anti kapal selam Pakistan, Washington memberikan bantuan lewat EDA (Excess Defense Article). Sesuai penyebutan, bantuan lewat jalur EDA berarti bantuan sistem senjata bekas pakai militer Amerika Serikat yang telah di-retrofit. Bentuk nyatanya adalah sejumlah pesawat P-3 Orion yang sebelumnya telah menghuni "kuburan" pesawat terbang di New Mexico.
Adapun India tidak mendapatkan bantuan lewat EDA, namun lewat jalur FMS yaitu diizinkannya New Delhi membeli pesawat patroli maritim terbaru P-8 Poseidon yang bahkan satu unit pun belum operasional di skadron udara U.S. Navy. Sejauh ini P-8 Poseidon baru menjalani uji purwarupa alias prototipe untuk keperluan sertifikasi. India kalau tidak salah tercatat sebagai konsumen asing pertama untuk P-8 Poseidon. Seperti diketahui, pesawat patroli maritim yang berbasis dari pesawat komersial Boeing B-737-800/900 ini dimaksudkan untuk menggantikan P-3 Orion yang telah berdinas di U.S. Navy sejak awal 1960-an.
Dari ilustrasi ini tergambar jelas perbedaan perlakuan Washington terhadap New Delhi dan Islamabad. Pemberian pesawat P-3 Orion bekas menandakan Amerika Serikat sudah berhitung
bahwa persekutuannya dengan Pakistan paling lama cuma sampai 2014 ketika pasukan Amerika Serikat dan NATO sepenuhnya telah menarik diri dari Afghanistan. Setelah itu Islamabad akan kembali diperlakukan seperti pasca 1989 ketika Uni Soviet telah menarik diri dari Afghanistan. Singkatnya, terlihat gelagat kuat bahwa Pakistan akan segera "dibuang" oleh Amerika Serikat. Islamabad sendiri tidak bodoh soal ini, bisa dilihat dari upayanya meningkatkan kerjasama militer dengan Beijing, termasuk pengadaan sistem senjata dan produksi bersama sistem senjata.
Adapun India dipastikan akan terus dirangkul oleh Amerika Serikat, sebab upaya membendung kebangkitan militer Cina merupakan upaya jangka panjang dan tidak cukup lima atau 10 tahun saja. Pemberian izin penjualan P-8 Poseidon kepada India menandakan bahwa persekutuan Amerika Serikat-India akan berjalan lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar