03 Februari 2011

Menyeimbangkan Profesionalisme

All hands,
Profesionalisme kekuatan militer setidaknya ditentukan oleh dua aspek. Yakni tingkat kesejahteraan personel yang mengawaki militer dan ketersediaan sistem senjata yang modern dan mutakhir. Profesionalisme kekuatan militer tidak akan tercapai apabila hanya berfokus pada peningkatan kesejahteraan personel, sementara di sisi sistem senjata yang tersedia tidak memadai untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan pengawaknya. Misalnya sonar yang kinerjanya sudah tak memenuhi standar akan membuat operator sonar kemampuan dan keterampilannya terus menurun.
Oleh karena itu, perlu tercipta keseimbangan antara kesejahteraan personel di satu sisi dan kesiapan sistem senjata di sisi lain. Tuntutan modernisasi sistem senjata bukan tuntutan yang berlebihan, tetapi suatu keharusan yang harus dipenuhi. Hanya dengan sistem senjata yang modern dan canggih maka keterampilan dan kemampuan pengawak senjata dapat dipertahankan dan ditingkatkan.
Tantangan seperti inilah yang dihadapi oleh kekuatan laut Indonesia. Solusi dari tantangan ini adalah solusi politik, yaitu bagaimana keberpihakan pemerintah terhadap modernisasi Angkatan Laut. Untuk memecahkan tantangan yang ada bukan merupakan tugas dan domain Angkatan Laut, tetapi domain pemerintah dalam hal ini Departemen Pertahanan.

2 komentar:

not_adriano mengatakan...

Setuju sekali pak! semoga KRI kita tidak sampai kehilangan matanya (radar) dan telinganya (Sonar)
tentu saja kemampuan rudal dan TPO akan tidak maksimal kalau mata dan telinganya telah berkurang drastis kemampuannya

salam

Anonim mengatakan...

ada yang kurang, militansi dan kejujuran................ingat laskar siliwangi menang karena militansi dan sebagian besar hisbullah tho..............