25 Maret 2011

Demokrasi Dan Militer

All hands,
Presiden Amerika Serikat Barack Obama menegaskan bahwa penjatuhan rezim Moammar Khadafi di Libya merupakan bagian dari kebijakan luar negeri Amerika Serikat saat ini. Untuk menjatuhkan rezim yang telah berkuasa sejak 1969 di tanah Afrika Utara itu, Obama telah memberikan otorisasi penggunaan kekuatan militer. Tentang demokrasi memang senantiasa menjadi bagian tak terpisahkan dari kepentingan nasional Amerika Serikat, siapapun yang menjadi presiden. Lihat saja U.S. National Security Strategy yang dirumuskan di masa administrasi Obama.
Peran militer Amerika Serikat dalam penegakan demokrasi di Libya memperlihatkan betapa demokrasi menjadi bagian integral dari to promote American values. Militer adalah instrumen dalam promosi tersebut. Soal dalam implementasi promosi demokrasi digunakan kekerasan, hal itu merupakan urusan lain. Kasus Afghanistan dan Irak sering dijadikan acuan soal tidak compatible-nya penggunaan kekuatan militer untuk penegakan demokrasi.
Yang patut pula untuk dicermati adalah peran Angkatan Laut Amerika Serikat dalam promosi demokrasi itu. Kekuatan laut Paman Sam selalu setia berada pada lini terdepan dalam penegakan demokrasi. Entah itu caranya persuasif, represif maupun koersif. Angkatan Laut Amerika Serikat senantiasa berada pada garda terdepan dalam mengamankan American values. Suatu hal yang patut dipelajari di Indonesia.

Tidak ada komentar: