13 Juni 2008

Dislokasi Kekuatan: Latgab 2008 (Bag-5)

All hands,
Dalam setiap latgab yang digelar TNI, yang jarak antara satu latgab ke latgab lainnya bisa 10 tahun lebih, salah satu di antara banyak kesamaan adalah adanya Balahanpus (Bala Pertahanan Pusat) dan Balahanwil (Bala Pertahanan Wilayah). Yang dimaksud Balahanpus singkatnya kekuatan yang ada di Pulau Jawa. Sedangkan Balahanwil kekuatan yang ada di luar Pulau Jawa, yang identik dengan kekuatan AD.
Kaitannya dengan skenario latgab, selalu diskenariokan ada invasi terhadap pulau-pulau di luar Pulau Jawa. Terus Balahanwil di sana nggak sanggup hadapi, sehingga Balahanpus disebarkan. Skenario di Latgab TNI 2008 juga begitu.
Kondisi demikian, dalam alam nyata menurut saya berbahaya. Bukannya saatnya lagi semua kekuatan pusat (Armada, Kostrad) dikonsentrasikan di Pulau Jawa. Kenapa? Yah riskan sekali ketika movement dari Pulau Jawa ke wilayah hot spot di luar Jawa.
Movement-nya kan sebagian besar pakai kapal perang. Artinya dalam konvoi. Perlindungan konvoi (convoy protection) adalah pekerjaan yang tidak gampang, apalagi di jaman sekarang. Ancaman terhadap konvoi datang setidaknya dari tiga dimensi, atas air, bawah air dan serangan udara. Belum lagi kalau kita perhitungkan ruang elektromagnetik.
Sekarang ada baiknya kita hitung kemampuan kita dalam perlindungan konvoi. Nggak perlu jauh-jauh soal kemampuan AKS kita, kecepatan rata-rata antara kapal tabir dengan kapal angkut saja nggak sama. Sebagian kapal angkut kita rata-rata kecepatan ekonomisnya antara 6-8 knots. Sementara kapal tabir sekitar 12-15 knots. Bahkan kalau yang baru bisa 18-20 knot.
Dengan kondisi seperti itu, bisa dibayangkan berapa lama perjalanan dari Pulau Jawa ke pulau lain. Ambillah lokasinya di Kalimantan Timur. Sementara semakin lama perjalanan, berarti ancaman semakin mengintai. Khususnya ancaman kapal selam yang dapat muncul setiap saat.
Kalau kekuatan utama terpusat di Pulau Jawa semua, critical vulnerability kita cukup besar. Sementara critical capability kita lemah. Critical vulnerability antara lain mencakup kemampuan perlindungan konvoi, selain kemampuan hanud(nas). Sedangkan critical capability kita seperti kekuatan armada dan pesawat tempur.
Kenapa critical capability kita lemah? Karena sebagian besar kekuatan itu terpusat di Pulau Jawa. Kalau musuh serang pulau ini, sebagian besar kekuatan itu most probably akan lumpuh. Musuh yang pintar tidak akan sebarkan sebagian besar kekuatannya untuk serang daerah luar Jawa untuk lumpuhkan atau permalukan Indonesia. Yang akan jadi prioritas utama serangan yah di Pulau Jawa, khususnya pangkalan Armatim, arsenal Batu Poron, Lanud Iswahyudi, Lanud Abdurahman Saleh serta fasilitas militer di Jakarta tentunya. Kalau kekuatan di Jawa lumpuh, gimana bisa sebarkan ke luar Jawa sebagai Balahanpus?
Oleh karena itu, penataan ulang dislokasi kekuatan pusat perlu segera dilakukan. Gagasan di lingkungan AL kita beberapa waktu lalu agar sebagian kekuatan armada dan Marinir dipindahkan ke luar Pulau Jawa sebagai bagian dari pembentukan Kowilla sebenarnya sangat relevan dengan kebutuhan jaman. Dengan catatan bahwa pembentukan Kowilla satu paket dengan modernisasi alutsista, khususnya kapal perang.

Tidak ada komentar: