All hands,
30-31 Mei 2008 kemarin di sebuah negeri kecil di utara Pulau Batam diadakan The 7th IISS Asia Security Summit. Nama kerennya The Shangri-La Dialogue, karena selalu dilaksanakan di Hotel Shangri-La. Itu sudah jadi tempat pertemuan informal tahunan para Menteri Pertahanan Asia Pasifik. Penyelenggaranya The International Institute for Strategic Studies, London.
Lembaga think-tank itu bikin acara serupa di Eropa dan Timur Tengah. Kalau di Eropa namanya The Muenchen/Munich Dialogue. Muenchen sama Munich itu sama saja. Kalau orang Jerman bilangnya Muenchen, sementara orang Inggris sebut Munich. Yang di Timur Tengah namanya The Manama Dialogue.
Yang pasti hadir dan jadi pembicara utama di The Shangri-La Dialogue itu Menteri Pertahanan uwak Sam. Kehadirannya ditunggu-tunggu, karena dia ”penguasa” dunia. Di ajang itu, pernyataannya disimak oleh para peserta karena itu akan jadi referensi apa yang harus dilakukan.
Lalu pertanyaannya, apa pesan Robert Gates tahun ini di The Shangri-La Dialogue? Ada tiga poin pesan dari Pentagon buat negara-negara di kawasan Asia Pasifik dari mantan bos CIA itu.
First, the United States is a Pacific nation with an enduring role in Asia. We welcome Asia’s rise. Our continued presence in this part of the world has been an essential element enabling this rise – opening doors, protecting and preserving common spaces on the high seas, in space, and more and more in the cyber world. This presence has offered other nations the crucial element of choice and enabled their entry into a globalized international society.
Second, I want to stress that we stand for openness, and against exclusivity, and in favor of common use of common spaces in responsible ways that sustain and drive forward our mutual prosperity.
Third, and finally, as someone who has served seven United States presidents, I want to convey to you with confidence that any future U. S. administration’s Asia security policy is going to be grounded in the fact that the United States remains a nation with strong and enduring interests in this region – interests that will endure no matter which political party occupies the White House next.
Dari pesan-pesan itu, pertama Gates pengen bilang good bye sama mitranya di kawasan ini. Karena Januari 2009 nanti Gedung Putih akan punya penghuni baru dan belum tentu Gates jadi Menteri Pertahanan lagi, walaupun misalnya nanti yang menang eks tawanan perang John McCain.
Kedua, dia ingin yakinkan bahwa negerinya masih tetap akan concern dengan kawasan Asia Pasifik, karena dia merasa bagian dari kawasan. Dengan punya wilayah dari Kepulauan Aleutian hingga Guam, Washington mengklaim diri sebagai resident power. Gitu klaim Gates di acara itu.
Ketiga, soal common use of common spaces. Apa itu? Jawabannya tunggu di tulisan berikutnya.
30-31 Mei 2008 kemarin di sebuah negeri kecil di utara Pulau Batam diadakan The 7th IISS Asia Security Summit. Nama kerennya The Shangri-La Dialogue, karena selalu dilaksanakan di Hotel Shangri-La. Itu sudah jadi tempat pertemuan informal tahunan para Menteri Pertahanan Asia Pasifik. Penyelenggaranya The International Institute for Strategic Studies, London.
Lembaga think-tank itu bikin acara serupa di Eropa dan Timur Tengah. Kalau di Eropa namanya The Muenchen/Munich Dialogue. Muenchen sama Munich itu sama saja. Kalau orang Jerman bilangnya Muenchen, sementara orang Inggris sebut Munich. Yang di Timur Tengah namanya The Manama Dialogue.
Yang pasti hadir dan jadi pembicara utama di The Shangri-La Dialogue itu Menteri Pertahanan uwak Sam. Kehadirannya ditunggu-tunggu, karena dia ”penguasa” dunia. Di ajang itu, pernyataannya disimak oleh para peserta karena itu akan jadi referensi apa yang harus dilakukan.
Lalu pertanyaannya, apa pesan Robert Gates tahun ini di The Shangri-La Dialogue? Ada tiga poin pesan dari Pentagon buat negara-negara di kawasan Asia Pasifik dari mantan bos CIA itu.
First, the United States is a Pacific nation with an enduring role in Asia. We welcome Asia’s rise. Our continued presence in this part of the world has been an essential element enabling this rise – opening doors, protecting and preserving common spaces on the high seas, in space, and more and more in the cyber world. This presence has offered other nations the crucial element of choice and enabled their entry into a globalized international society.
Second, I want to stress that we stand for openness, and against exclusivity, and in favor of common use of common spaces in responsible ways that sustain and drive forward our mutual prosperity.
Third, and finally, as someone who has served seven United States presidents, I want to convey to you with confidence that any future U. S. administration’s Asia security policy is going to be grounded in the fact that the United States remains a nation with strong and enduring interests in this region – interests that will endure no matter which political party occupies the White House next.
Dari pesan-pesan itu, pertama Gates pengen bilang good bye sama mitranya di kawasan ini. Karena Januari 2009 nanti Gedung Putih akan punya penghuni baru dan belum tentu Gates jadi Menteri Pertahanan lagi, walaupun misalnya nanti yang menang eks tawanan perang John McCain.
Kedua, dia ingin yakinkan bahwa negerinya masih tetap akan concern dengan kawasan Asia Pasifik, karena dia merasa bagian dari kawasan. Dengan punya wilayah dari Kepulauan Aleutian hingga Guam, Washington mengklaim diri sebagai resident power. Gitu klaim Gates di acara itu.
Ketiga, soal common use of common spaces. Apa itu? Jawabannya tunggu di tulisan berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar